Selasa, 07 Mei 2019

BERPALING DARI PERINGATAN ALLAH DIDATANGI KEHIDUPAN SEMPIT


BERPALING DARI PERINGATAN ALLAH DIDATANGI
KEHIDUPAN SEMPIT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Terkadang kita melihat ada  manusia mengeluh dengan kehidupannya yang sempit. Selalu sempit dadanya. Berbagai masalah dihadapi. Termasuk pula keluhannya karena kekurangan dalam harta atau rizki. Diantara penyebabnya adalah sebagaimana firman Allah :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit dan pada hari Kiamat (dibangkitkan) dalam keadaan buta. (Q.S Thaha 124)

Imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini : Barangsiapa yang menyelisihi perintah-Ku dan ketentuan syariat yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku (dengan) berpaling darinya, melupakannya, dan mengambil selain petunjuknya  maka baginya penghidupan yang sempit dan sengsara, yaitu di dunia, dan tidak ada kelapangan dalam hatinya. 

Bahkan hatinya sempit dan dadanya sesak karena penyimpangannya, meskipun (terlihat) secara zhahir (hidupnya) senang. Berpakaian, makan dan bertempat tinggal sesukanya. Akan tetapi hatinya selalu diliputi kegundahan, keguncangan dan keraguan karena jauhnya dari kebenaran dan petunjuk-Nya. (Kitab Tafsir Ibnu Katsir).
Diantara ulama Tafsir menjelaskan bahwa orang yang berpaling dari mengingat Allah termasuk adalah yang enggan beribadah kepada-Nya maka kehidupannya akan senantiasa dirundung kesedihan dan duka (Adhawaul Bayan, dinukil oleh Syaikh asy Syinqiti).

Sebaliknya,   kita melihat betapa banyak orang yang berpaling bahkan durhaka terhadap petunjuk Allah tetapi memiliki harta yang banyak dan juga pangkat yang tinggi tetapi hidupnya berasa sempit. Lalu bagaimana bisa orang yang memiliki harta yang banyak dan pangkat yang tinggi akan mengalami kehidupan yang sempit padahal semua yang dia inginkan dan kapanpun dia butuhkan bisa dengan segera mereka penuhi bahkan dengan cara yang mudah dan mungkin berlebihan.

Ketahuilah bahwa mengabaikan perintah Allah Ta’ala akan menjauhkan seorang hamba dari rahmat (kasih sayang) Allah dan hidupnya menjadi semakin sempit. Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : Bila kalian taat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya niscaya kalian akan mendapatkan rahmat. Dan rahmat itu terwujud dalam bentuk diraihnya hal hal hal yang diinginkan dan hilangnya hal hal yang dikhawatirkan. 

Syaikh Utsaimin melanjutkan : Bahwa rahmat yang dimaksud adalah rahmat khusus yang berhubungan dengan kebahagian di dunia dan akhirat, karena rahmat yang bersifat umum sudah kita dapatkan setiap saat bahkan orang kafir pun mendapatkannya. (Lihat Tafsir Surat Ali Imran).

Jadi sangatlah jelas dan pasti bahwa ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan kunci  paling utama untuk mendapatkan rahmat-Nya dan menjauhkannya dari kehidupan yang sempit. Oleh karena itu maka mafhuum mukhaallafahnya (pemahaman terbaliknya) adalah bahwa maksiat maksiat yang dilakukan seseorang  akan menjauhkannya dirinya dari kasih sayang  dan berkah  bahkan akan mendatangkan murka dan laknat-Nya.

Ketahuilah bahwa terkadang kita melihat orang orang begitu taat kepada perintah perintah Allah dan selalu menjauhi larangan-Nya. Tetapi mereka mendapat rizki sekedarnya atau secukupnya saja bahkan terkadang terasa sangat sedikit. Namun demikian ternyata mereka merasa lapang hidupnya, tenang hatinya. Rizkinya sedikit tapi  berkahnya banyak. Penyebabnya adalah  karena dia memiliki sikap qana’ah  yaitu merasa cukup dengan yang sedikit  dan selalu bersyukur terhadap apa yang dia terima.  
Berbicara mengenai rizki memang Allah Ta’ala dengan penuh hikmah membagi rizki sesuai dengan kehendak-Nya. Allah berfirman :

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Dan sekiranya Allah melapangkan rizki kepada hamba hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi DIA MENURUNKAN (RIZKI) DENGAN UKURAN YANG DIA KEHENDAKI. Sungguh Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba hamba-Nya, lagi Maha Melihat. (Q.S asy Syuraa 27).

Oleh karena itu hamba hamba Allah jangan pernah berpaling sedikitpun dari peringatan dan petunjuk Allah Ta’ala sehingga kehidupannya menjadi luas dan lapang serta selamat di dunia dan di akhirat. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.623)

1 komentar: