Kamis, 16 Mei 2019

MANUSIA MUDAH TERGELINCIR KEPADA PERBUATAN GHIBAH


MANUSIA MUDAH TERGELINCIR KEPADA 
PERBUATAN GHIBAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Apa itu ghibah ?. Ghibah adalah bergunjing. Dalam KBBI disebutkan bahwa  bergunjing adalah : Berbicara (beromong-omong) tentang kejelekan (kekurangan) seseorang dan sebagainya. Menurut syariat ghibah atau bergunjing adalah sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخْيْ مَا أَقُوْلُ ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tahukah kalian apa itu ghibah ?. Lalu sahabat berkata : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Rasulullah bersabda : Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci. 

Beliau ditanya : Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku ?. Rasulullah bersabda : Jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah meng-ghibah  saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan fitnah tentang saudaramu. (H.R Imam Muslim)

Ketahuilah bahwa ghibah atau bergunjing adalah perkara yang jelas jelas dilarang Allah Ta’ala sebagaimana firman-Nya : 

 يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمُ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُم أَنْ يَأكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۚ وَاتَّقُوْا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوّابٌ رَحيمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain DAN JANGANLAH DIANTARA KALIAN MENGGUNJING SEBAGIAN YANG LAIN. Apakah di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ?. Tentu kalian akan merasa jijik. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang. (Q.S al Hujurat 12).

Dalam ayat ini Allah Ta’ala memberikan perumpamaan yang sangat buruk bagi pelaku ghibah yaitu seperti memakan daging bangkai manusia. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan bahwa  ayat ini sebagai bentuk penghinaan terhadap orang yang mengghibah  supaya tidak ada seorangpun yang melakukannya.

Ketahuilah, dalam kaidah ushul fikih lafazh larangan menghasilkan hukum haram. Oleh karena itu seorang hamba haruslah berusaha menjauhi perbuatan buruk dan tercela ini karena telah diharamkan.

Kalau kita perhatikan keadaan di masyarakat kita saat ini, ternyata sangatlah sedikit orang orang yang selamat dari perbuatan ghibah, menggunjing atau membicarakan aib orang lain. Nampaknya banyak orang yang melakukan perbuatan ghibah ini dengan lisan maupun tulisan terutama melalui berbagai ragam media sosial. Dan anehnya banyak orang tak menyadari bahwa hakikatnya dia telah berbuat ghibah dalam berbagai keadaan.

Sebenarnya memang perbuatan ghibah atau membicarakan keburukan, aib atau kekurangan orang lain sangatlah menarik bagi sebagian orang. Bahkan terkadang, dijadikan bahan untuk bercanda dan bergembira diantara mereka. Terkadang untuk mengisi waktu mereka yang lowong.

Dengan keadaan yang demikian, maka manusia mudah untuk tergelincir kepada perbuatan ghibah ini. Diantara contohnya adalah :

Pertama : Ketika dua orang sedang menyaksikan pertandingan olah raga ternyata pemain yang diidolakannya pada saat itu  bermain buruk, kurang semangat. Lalu satu orang diantara yang menyaksikan pertandingan berkata kepada temannya yang satu : Kenapa ya,  kok si Fulan itu penampilannya hari ini buruk sekali.
Lalu temannya menjawab : Pantas saja dia bermain buruk karena diakan lagi ada masalah dengan istrinya. Ribut terus dia kan lagi selingkuh. Bahkan jarang pulang ke rumah lebih banyak bersama selingkuhannya. kemudian pembicaraan tentang perbuatan selingkuh pemain olah raga itu berkembang kemana mana.  

Perhatikan saudaraku, betapa mudahnya dua orang ini jatuh kepada perbuatan ghibah. Tadi sama sama menonton pertandingan olah raga dan itu suatu yang mubah atau boleh boleh saja.  Lalu kemudian  TERGELINCIR KEPADA  PERBUATAN HARAM YAITU MEMBICARAKAN AIB ORANG LAIN yang mungkin benar mungkin juga tidak.

Kedua : Seorang jamaah berkata kepada ustadznya : Ya ustadz, sekarang saya sudah betul berhenti dari perbuatan membicarakan keburukan orang lain. Itu kan ghibah sesuatu yang sangat tidak baik, haram hukumnya dan besar dosanya.
Tapi ustadz, si Fulanah tetangga saya masih tetap saja suka ghibah bahkan sifat hasadnya juga semakin menjadi jadi. Jika melihat keluarga saya mendapat rizki lebih selalu timbul hasadnya.

Perhatikan saudaraku, betapa mudahnya orang ini TERGELINCIR kepada ghibah. Bahkan apa yang dilakukan orang ini lebih parah. Dia mulai dengan UJUB YAITU MEMUJI DIRI SENDIRI karena sudah tidak mau lagi berbuat ghibah. Pada saat yang sama dia mencela tetangganya dengan MENGGHIBAHNYA PULA. 
Sangatlah  banyak keadaan dan kisah kisah yang membuat seseorang jatuh atau tergelincir dengan perbuatan ghibah. Oleh karena itu mari kita jaga diri kita agar berhati hati dan tetap MENJAUH DARI GHIBAH.

Selain itu perlu diketahui bahwa  seseorang  yang ikut mendengar ghibah tidak akan selamat dari dosa ghibah, kecuali dia mengingkari dengan lisannya dan minimal dengan hatinya.

Ulama terdahulu memberi nasehat agar seseorang berusaha menghindar dari perbuatan ghibah. Imam Ibnul Mubarak memberi nasehat : Pergilah (segera menghindarlah) dari orang orang yang mengghibah sebagaimana engkau lari dari kejaran singa. 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.627). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar