Sabtu, 18 Mei 2019

BERAPA JUMLAH RAKAAT QIYAM RAMADHAN


BERAPA JUMLAH RAKAAT QIYAM RAMADHAN ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu karunia besar yang diturunkan Allah Ta’ala kepada orang orang beriman adalah disyariatkannya qiyamul lail atau shalat malam. Diluar Ramadhan dikenal dengan sebutan shalat tahajjud sedangkan di bulan Ramadhan disebut qiyam Ramadhan atau shalat taraweh. 

Melalui qiyam Ramadhan orang orang beriman akan mendapat tambahan kebaikan dan keutamaan dalam beribadah kepada-Nya. Diantaranya adalah :

Pertama : Dosa diampuni dengan mengamalkan shalat taraweh.

Pada hadits no. 697 dalam  Bulughul Maram, Ibnu Hajar Asqalani menyebutkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Salllahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda : Jika seseorang melaksanakan shalat taraweh atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Maksud qiyam Ramadhan, secara khusus, menurut Imam Nawawi adalah shalat taraweh. Hadits ini memberitahukan, bahwa shalat taraweh itu bisa mendatangkan maghfirah dan bisa menggugurkan semua dosa.  Tetapi dengan syarat : (1)  Karena berlandaskan iman. (2)  Membenarkan pahala-pahala yang dijanjikan oleh Allah dan mencari pahala tersebut dari Allah Ta’ala. (3) Bukan karena riya’ atau sekedar (mengikuti) adat kebiasaan. (Fathul Bari).

Kedua : Mendapat pahala seperti shalat semalam penuh.

Sangat sulit bagi kita untuk melakukan shalat sepanjang malam apalagi terus menerus selama sebulan. Tapi dengan kasih sayang-Nya, Allah Ta’ala mendatangkan Ramadhan dan ada kesempatan untuk shalat taraweh yang bernilai pahala seperti shalat semalam penuh.

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda :

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً

Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Hadits ini  merupakan anjuran serta motivasi agar kaum muslimin mengerjakan shalat taraweh secara berjamaah  dan mengikuti imam hingga selesai. Dan mereka yang mengamalkannya akan mendapatkan pahala shalat semalam penuh.

Ada sebagian orang yang bertanya : Berapa jumlah rakaat qiyam Ramadhan ?. Ketahuilah bahwa hakikatnya jumlah rakaat shalat ini tak dibatasi bilangan tertentu karena Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam tak menentukan batasannya secara tegas. Beliau hanya sangat menganjurkan untuk melakukan qiyam Ramadhan.

Beliau pernah ditanya tentang shalat lail, beliau menjawab sebagaimana disebutkan dalam sabdanya :

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى

Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir. (H.R Imam Bukhai dan Imam Muslim).

Al Qadhi ‘Iyadh berkata : Tidak ada khilaf bahwa tidak ada batasan jumlah raka’at dalam shalat malam, tidak mengapa ditambah atau dikurang. Alasannya, shalat malam adalah bagian dari ketaatan yang apabila seseorang menambah jumlah raka’atnya maka bertambah pula pahalanya. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, an Nawawi)

Ibnu ‘Abdil Barr berkata : Tidak ada khilaf di antara kaum muslimin bahwa shalat malam tidak ada batasan raka’atnya. Shalat malam adalah shalat nafilah (shalat sunnah) dan termasuk amalan kebaikan. Seseorang boleh semaunya mengerjakan dengan jumlah raka’at yang sedikit atau pun banyak. (At Tamhid Ibnu Abdil Barr)

Jadi melaksanakan shalat lail atau shalat taraweh di bulan Ramadhan longgar jumlah rakaatnya. Boleh dilakukan dengan 20 rakaat taraweh dan 3 rakaat witir. Yang ingin melakukan 10 rakaat taraweh dan 1 witir boleh pula. Boleh juga dengan 8 rakaat taraweh dan 3 rakaat witir. Juga tidak mengapa melakukannya kurang dari itu.

Memang jumlah rakaat shalat malam ada pilihan tetapi ketahuilah, ada  satu hadits menjelaskan bahwa Rasulullah shalat lail 11 rakaat.  Dari Abu Salamah bin Abdirrahman, dia mengabarkan bahwa dia pernah bertanya pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha : Bagaimana shalat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan ?. ‘Aisyah mengatakan :

مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah jumlah raka’at dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat lainnya lebih dari 11 raka’at. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim).

Jadi tak perlu ada permasalahan yang serius tentang jumlah rakaat shalat malam. Yang menjadi masalah penting bahkan sangat penting adalah bagaimana kesungguh sungguhan kita melaksanakan shalat lail ini di bulan Ramadhan ataupun di luar Ramadhan.  Dan ini harus dibuktikan dalam melaksanakannya yaitu DENGAN MENJAGA : (1) Hadirnya hati ketika shalat. (2) Senantiasa khusyu’. (3) Tak mengabaikan tuma’ninah saat berdiri, duduk, ruku’ serta sujud, tidak tergesa gesa. (4) Membaguskan bacaan.

Oleh karena itu ketika di satu masjid kita mendapati shalat taraweh yang tergesa gesa, mengabaikan tuma’ninah maka  dianjurkan mencari masjid lain yang lebih baik pelaksanaan shalat tarawehnya.   

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.629)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar