Selasa, 14 Juni 2016

PENGHALANG MANUSIA UNTUK BERTAUBAT



PENGHALANG MANUSIA UNTUK BERTAUBAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh manusia selalu berbuat dosa. . Perhatikanlah  firman dalam sebuah    hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa manusia berbuat dosa siang dan malam artinya terus dan sering berbuat dosa.

Allah berfirman : “Ya ‘ibaadi, innakum tukhti-una bil laili wan nahar” Wa ana aghfiru dzunuuba jamii’a. Fastaghfiruni, aghfirlakum”. Wahai hamba hambaku, sesungguhnya kalian berbuat dosa (kesalahan) siang dan malam. Dan Aku Mahapengampun, semua dosa. Minta ampunlah kepadaKu, Aku akan ampuni kalian.

Sungguh dalam banyak ayat al Qur-an, Allah Ta’ala menyuruh manusia untuk senantiasa bertaubat atas segala dosa dosanya. Allah berfirman : “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Q.S an Nuur 31).

Allah berfirman : “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, maka Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (Q.S Hud 3) 

Allah berfirman : Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.  (Q.S at Tahrim 8)

Kalau kita perhatikan sungguh banyak manusia yang saat ini masih bergelimang dengan dosa dan maksiat. Tidaklah kita mengetahui kapan mereka akan bertaubat dengan sungguh sungguh. Diantara orang orang yang selalu berbuat dosa itu terkadang ada terbetik di hatinya untuk bertaubat atas dosa dosa yang diperbuat. Keinginan itu terkadang terasa kuat tapi kemudian melemah kembali. Jika keinginan untuk bertaubat melemah maka godaan atau dorongan untuk melakukan maksiat muncul lagi. Kenapa begitu ?. Iya begitulah, karena secara tabiat perbuatan maksiat akan melahirkan perbuatan maksiat berikutnya bahkan maksiat yang lebih besar. 

Ketahuilah bahwa sangatlah banyak penghalang bagi seseorang untuk bertaubat terutama jika dia telah terus menerus melakukan dosa dan maksiat, diantaranya :

Pertama : Bersandar kepada keluasan rahmat, taubat dan ampunan-Nya. Sebagian manusia yang biasa berbuat dosa, jika diberi nasehat, maka ia berkata : Allah kan Maha Pengampun, Maha Penyayang kepada makhluk-Nya. Allah kan Maha luas rahmat-Nya. Memang Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat tetapi ketahuilah bahwa Allah juga menyediakan adzab yang keras bagi hamba hamba-Nya yang melampaui batas, selalu berbuat dosa dan maksiat.

Allah berfirman : “Inna ‘adzaaba rabbaka kaana mahdzuuraa”. Sungguh adzab Rabb-mu itu sesuatu yang (harus) ditakuti. (Q.S al Isra’ 57).

Oleh karena itu barangsiapa yang bersandar kepada ampunan Allah tetapi dia terus melakukan perbuatan dosa maka ia seperti orang yang sombong dan sungguh dia tertipu oleh dirinya sendiri.

Kedua : Manusia memiliki hawa nafsu,  Dan hawa nafsu itu cenderung kepada keburukan. Allah berfirman : “Wa maa ubarri-u nafsii, innan nafsa la-ammaa ratun bis suu-i illa maa rahima rabbi”. (Yusuf berkata) Dan aku  tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabb-ku (Q.S Yusuf 53)

Dalam kitab Tafsir Kariimir Rahman di sebutkan bahwa : “Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan” maknanya adalah seringkali (nafsu itu) memerintahkan pemiliknya untuk berbuat keburukan yakni perbuatan keji dan segala dosa. 
 
Ketiga : Manusia mempunyai musuh yang nyata yaitu syaithan yang selalu berusaha menggoda dan mendorongnya untuk melakukan kemaksiatan dan dosa. Allah berfirman : “Innamaa ya’murukum bis suu-i wal fahsyaa-i wa an taquuluu ‘alallahi maa laa ta’lamun”.   Sesungguhnya (syaithan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah (Q.S al Baqarah 169)

Syaikh as Sa’di berkata : Yang dimaksud adalah kejahatan yang merusak pelakunya. Dengan demikian termasuk dalam hal ini adalah seluruh kemaksiatan.

Keempat : Lalai karena ambisi mengejar dunia. Semangat manusia untuk mencari dan mengumpulkan harta serta kesibukannya bisa membuat dia terhalang dari melakukan taubat. Pikirannya hanyalah urusan harta. Bagaimana mendapatkannya, mengembangkannya, membelanjakannya dan menyimpannya.

Mereka tertipu dengan kehidupan dunia. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya : “Inna wa’dallahi haqqun fa laa taghurrannakumul hayaatud dun-ya, wa laa yaghurannakum billahil gharuur”. Sungguh janji Allah pasti benar maka janganlah sekali kali kamu terpedaya oleh kehidupan dunia dan jangan sampai kamu terpedaya oleh penipu dalam (mentaati)  Allah. (Q.S Luqmaan 33).

Rasulullah bersabda : “Seandainya anak Adam mempunyai dua lembah harta maka sungguh dia akan mencari (lembah harta) yang ketiga. Dan tidak ada yang memenuhi perut anak Adam kecuali tanah dan Allah memberikan ampunan untuk orang yang bertaubat”. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa semua penghalang taubat itu datang kepada seseorang hakikatnya adalah karena ketiadaan ilmu terutama sekali ilmu tentang kewajiban seorang hamba untuk  bertaubat terus menerus sampai ajal menjemput.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (697)


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar