Senin, 06 Juni 2016

SEMUA MENDAPAT PREDIKAT TAKWA DENGAN PUASA ??



SEMUA MENDAPAT PREDIKAT TAKWA DENGAN PUASA ??.

Oleh : Azwir B. Chaniago

Manfaat yang paling utama dan paling agung yang akan didapatkan orang beriman dari puasa Ramadhan yang dilakukannya adalah predikat takwa. Ini adalah shahih yaitu sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala dalam surat al Baqarah ayat 183 : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu kamaa kutiba ‘alal ladziina min qablikum la’allakum tattaquun”. Wahai orang orang yang beriman !. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Predikat takwa bagi seorang beriman adalah  betul betul penting karena puncak tujuan seorang beriman adalah bisa kembali ke negeri asalnya yaitu surga. Dan Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa surga adalah untuk orang orang yang bertakwa. Allah berfirman : “Wa saari’u ilaa maghfiratin mirrabbikum wa jannatin ‘ardhuhas samaawaatu wal ardhu, u’iddat lil muttaqiin.” Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabb-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S Ali Imran 133).

Sebagai seorang hamba kita berharap dan harus berbaik sangka kepada Allah Ta’ala agar kita termasuk orang orang yang mendapat predikat takwa seperti dimaksud dalam firman Allah pada surat al Baqarah 183. 

Namun demikian, kalau kita perhatikan dapatlah kita mengetahui bahwa di ujung ayat surat al Baqarah 183 itu disebutkan : “La’allakum tattaquun”. Mudah mudahan kalian menjadi orang bertakwa. Disini dengan sangat jelas disebutkan mudah mudahan  yang bermakna bahwa : Predikat takwa itu bisa didapat dan bisa pula tidak.  Dengan kata lain ada yang mendapatkan predikat takwa ada pula yang tidak mendapatkannya meskipun seseorang secara zhahir kelihatan melaksanakan puasa Ramadhan.

Hal ini diperjelas oleh Rasulullah dalam sabda beliau : “Rubba shaaimin hazhzhuhu min shiyaamihi alju’ wal athas”. Betapa banyak orang yang berpuasa yang mendapatkan lapar dan haus saja. (H.R Ibnu Majah)

Oleh karena itu Rasulullah wanti wanti, mengingatkan umatnya agar menjaga puasanya dengan sungguh agar tidak tercemar oleh sesuatu yang bisa merusak nilai puasanya. Sungguh sangat banyak perkara yang harus dijaga dalam berpuasa. Diantaranya adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits :

Pertama : “Idzaa kaana yaumu shaumi ahadikum falaa yarfuts wa laa yashkhab. Fa in sabbahu ahadun au qaatalahu, fal yaqul innii shaa-im.” Jika pada hari puasa salah seorang dari kalian hendaknya tidak berkata kata jorok dan tidak berteriak teriak. Apabila ada seseorang yang memaki makinya atau mengajaknya berkelahi, hendaknya ia berkata : Aku sedang berpuasa. (Mutafaq ‘alaihi).


Kedua : Dan beliau juga bersabda : “Man lam yada’ qaulaz zuuri wal ‘amala bihi fa laisa lillahi haajatun fii an yada’a tha’aamahu wa syaraabahu”. Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan tindakan itu, maka Allah tidak membutuhkan makanan dan minuman yang ia tinggalkan (karena puasanya) H.R Imam Bukhari.

Jadi tidaklah pantas jika seorang yang sedang puasa hanya meninggalkan makan dan minum saja namun tidak menjaga hal lainnya seperti berkata kotor, berbuat ghibah, berbohong, menyakiti saudaranya dengan tangan ataupun lisannya dan yang lainnnya.

Imam Ibnul Qayyim dalam al Waabilush Shayyib mengingatkan bahwa : Puasa itu anggota tubuh dari dosa dosa dan perut berpuasa dari makan dan minum. Sebagaimana makanan dan minuman akan menghentikan puasa dan merusaknya begitu pula dosa dosa akan memutus pahala puasa dan merusak buahnya, sehingga seperti orang yang tidak berpuasa. 
  
Bahkan para salaf jika berpuasa Ramadhan, mereka duduk duduk di masjid dan saling mengingatkan sesamanya dengan mengatakan : “Mari kita jaga puasa kita dan jauhilah mengghibah manusia”. 

Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk mampu melaksanakan puasa Ramadhan sesuai petunjuk Rasulullah sehingga betul betul mendapatkan predikat takwa. 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (693).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar