Rabu, 22 Juni 2016

KEWAJIBAN MENGAMALKAN AL QUR AN DENGAN SUNGGUH SUNGGUH



KEWAJIBAN MENGAMALKAN AL QUR AN
DENGAN SUNGGUH SUNGGUH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Tentang definisi al Qur an, sangatlah banyak ulama yang menjelaskannya, diantaranya   adalah Imam Muhammad Ali ash-Shabuni. Beliau berkata : Al-Quran adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf  yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dengan Surah Al-Fatihah (1)  dan ditutup dengan Surah An-Nas (114).

Sungguh al Quran diturunkan untuk menjadi petunjuk sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia dan juga untuk keselamatan di akhirat. Allah berfirman :  “Syahru ramadhaana ladzi unzila fiihil qur’an, hudallinnasi wa baiyinaatin minal hudaa wal furqan” Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al Qur an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dengan yang bathil). Q.S al Baqarah 185
 
Lebih khusus,  terutama dan tidak diragukan sedikitpun yaitu  petunjuk bagi orang orang yang bertakwa dan  mereka menjadi orang orang yang beruntung. Allah berfirman :  “Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudal lil muttaqiin”. Kitab (al Qur an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.  (Q.S al Baqarah 2).

Oleh karena itu setiap hamba wajib untuk terus menerus membaca al Qur an, berusaha menghafal semampunya, mempelajari  dan berusaha memahaminya, mengamalkan kandungannya dan  mengamalkannya serta mengajarkannya. 

Adapun tujuan paling puncak bagi seorang  dalam membaca dan mempelajari al Qur-an bahkan menghafal  adalah untuk mengamalkannya sehingga betul betul menjadi petunjuk baginya dalam mendapatkan keselamatan. Sungguh   mengamalkan adalah kewajiban seorang muslim yang telah diberi anugerah sebuah ilmu. Ilmu tidaklah akan berguna jika tidak diamalkan. Salah satu tanda ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Sesungguhnya buah ilmu adalah amal. Dan Allah hanya akan memberi balasan berdasarkan amal yang dikerjakan oleh seorang hamba.

Allah berfirman : “Innamaa tujzauna maa kuntum ta’malun”.Sesungguhnya kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan (Q.S. ath Thuur 16).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan maksud ayat ini : Bahwa Allah tidak akan pernah menzalimi seorang pun. Bahkan sebaliknya, dia senantiasa memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan amalnya bahkan dilipat gandakan.

Sungguh, Allah mencela orang yang mengetahui tapi tidak mengamalkannya. Ini adalah konsekwensi bagi orang yang telah belajar tapi tidak mengamalkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Ata’muruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wa antum tatluunal kitaab afalaa ta’qiluun”. Mengapa kamu suruh orang lain (melakukan) kebajikan sedangkan kamu melupakan (kewajiban) dirimu. Maka tidaklah kamu berfikir. (Q.S. al Baqarah 44).

Dalam kitab Tafsir Karimur Rahman, Syaikh as  Sa’di antara lain menjelaskan : Ayat ini turun, walaupun kepada bani Israil, namun bersifat umum kepada setiap orang, karena ini adalah firman Allah. Selanjutnya Syaikh berkata : Barangsiapa yang menyuruh orang lain kepada kebaikan lalu dia tidak melakukannya atau melarang  dari kemungkaran namun dia tidak meninggalkannya maka hal itu menunjukkan tidak ada akal padanya. Dan ini suatu kebodohan. Khususnya bila dia telah mengetahui hal itu dan hujjah benar-benar  telah ditegakkan atasnya.

Selain itu ketahuilah bahwa Allah Ta’ala  sangat membenci orang yang berkata tapi tidak mengamalkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : Wahai orang orang yang beriman !. Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian disisi  Allah, bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan” (Q.S ash Shaff 2-3)   
                                                                   
Syaikh as Sa’di berkata : Apakah kondisi tercela seperti ini pantas bagi orang-orang yang beriman ?. Bukankah amat besar murka Allah pada orang yang mengatakan  sesuatu namun tidak dikerjakannya.   
                                                       
Oleh karena itu orang yang menyuruh berbuat baik seharusnya menjadi orang yang pertama mengamalkannya. Dan orang yang melarang kemungkaran seharusnya menjadi orang yang paling jauh dari kemungkaran itu. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Sungguh tidak ada petunjuk paling sempurna bagi manusia kecuali al Qur an beserta penjelasannya oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Jadi adalah menjadi kewajiban utama kita semua  untuk mengamalkan al Qur an sehingga betul betul menjadi petunjuk dalam menjalani hidup di dunia dan mempersiapkan bekal bagi akhirat kelak.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (702)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar