Jumat, 24 Juni 2016

BERSEDEKAH BUKAN HANYA DENGAN HARTA



BERSEDEKAH BUKAN HANYA DENGAN HARTA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Bersedekah untuk membantu orang lain yang membutuhkan, sangatlah dianjurkan dalam syariat Islam. Sungguh sangatlah banyak keutamaan bersedekah, diantaranya adalah bahwa Allah Ta’ala akan mengganti dengan berlipat ganda sampai 700 kali bahkan bisa lebih dari itu.

Allah Ta’ala berfirman :  “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Q.S al Baqarah 261).

Rasulullah bersabda : Abu Mas’ud berkata bahwa ada seseorang yang membawa seekor onta yang terikat ke hadapan Rasulullah seraya berkata : Onta ini saya sedekahkan di jalan Allah. Mendengar hal itu Rasulullah bersabda : “Laka bihaa yaumal qiyaamati sab’umi-ati naaqatii kulluhaa makhthuumah”. Balasan bagimu nanti di Hari Kiamat tujuh ratus onta yang seluruhnya terikat. (H.R Imam Muslim). 

Demikian hebatnya keutamaan sedekah maka sangat dianjurkan untuk bersedekah dalam keadaan sempit ataupun dalam keadaan lapang dan itulah salah satu tanda orang orang  yang bertakwa. Allah berfirman : “Alladziina yunfiquuna fissarraa-i wadhdharra-i” (Orang yang bertakwa yaitu) orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun diwaktu sempit. (Q.S Ali Imran 134). 

Lalu ada yang bertanya : Bagaimana dengan orang orang yang tidak memiliki harta untuk disedekahkan ?. Ketahuilah bahwa pertanyaan semisal ini juga pernah diajukan para sahabat kepada Rasulullah Salallahu ‘alahi Wasallam. Beliau telah menjelaskan hal ini dalam sabda beliau dari Abu Hurairah dia berkata bahwa orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin mendatangi Rasulullah  dan berkata  : Orang-orang yang memiliki harta berlomba-lomba menggapai derajat yang tinggi dan nikmat yang kekal. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa.  Dan mereka memiliki kelebihan harta hingga mereka (bisa) berhaji, umrah, jihad dan bersedekah. 

Lalu Rasulullah bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu untuk mengejar orang-orang yang telah mendahului kalian dalam beramal dan meninggalkan orang-orang yang ada di belakang kalian.  Dan tidak ada orang yang lebih baik dari kalian kecuali jika ia melakukan seperti yang kalian lakukan?, Para sahabat menjawab : Mau, wahai Rasulullah!, Maka Rasulullah bersabda : Kalian ber-tasbih, ber-tahmid, ber-takbir setiap selesai shalat sebanyak 33 kali.”

Abu Sholeh yang meriwayatkan dari Abu Hurairah  berkata : Ketika Rasulullah ditanya tentang bagaimana cara menyebutkannya, maka beliau  bersabda : Mengatakan subhaanallaah wal hamdulillaah wallaahu akbar, hingga setiap kalimat diucapkan sebanyak 33 kali. (Muttafaq ‘alaih).

Bahkan Rasulullah telah menjelaskan pula bahwa semua kebaikan adalah bernilai sedekah. Beliau bersabda :  “Kullu ma’ruufin shadaqatun” Setiap kebaikan adalah sedekah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Ayyub).

Imam an Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim antara lain menyebutkan  maksudnya adalah bahwa setiap kebaikan memiliki hukum yang sama dengan sedekah dalam hal pahala.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar, Rasulullah bersabda : “(1) Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah. (2) Engkau menyuruh kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. (3) Engkau menunjuki orang yang tersesat adalah sedekah. (4) Engkau menuntun atau menunjuki orang yang lemah penglihatannya adalah sedekah. (5)  Engkau menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan adalah sedekah (6) Dan engkau menuangkan air dari embermu (dan diberikan) ke ember saudaramu adalah saudaramu adalah sedekah”. (H.R Imam at Tirmidzi dan Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad).

Syaikh Atiyah Muhammad Salim berkata : Sedekah itu tidak sebatas pada harta atau senilai harta saja akan tetapi mencakup semua amalan shalih. Termasuk berupa ucapan yang baik, bermanis muka, menolong orang lain dengan membawakan barangnya ke kendaraan atau memberi keringanan kepada orang yang kesulitan. Bahkan ibadah kepada Allah bisa jadi sedekah seorang Muslim kepada saudaranya. 

Seperti diriwayatkan dalam satu hadits ketika ada orang yang datang saat para sahabat telah selesai shalat ashar, Rasulullah bersabda : “Siapakah yang mau bersedekah kepada orang ini dengan shalat bersamanya ?”. (H.R at Tirmidzi, Abu Dawud dan yang selainnya, dishahihkan oleh Syaikh al Albani). Maka Abu Bakar bersedekah dengan menemani shalat bersamanya. (Fi Zhilali Arsy Rahman).

Al Hafizh Ibnu Rajab al Hambali berkata : Sedekah dengan selain harta ada dua macam, yaitu :

Pertama : Segala sesuatu yang ada didalamnya manfaat kebaikan untuk orang lain maka hal itu sama dengan sedekah kepada mereka. Bahkan bisa lebih afdhal dari sedekah dengan harta. Misalnya memerintahkan yang baik dan mencegah dari kemungkaran, mengajarkan ilmu yang bermanfaat dan mengajarkan al Qur an kepada yang belum bisa, menghilangkan gangguan dari jalan, mendoakan kaum muslimin dan memintakan ampun bagi mereka.

Kedua : Segala sesuatu yang manfaatnya hanya terbatas bagi pelakunya sendiri. Seperti macam macam dzikir berupa takbir, tasbih, tahmid, tahlil dan istighfar, berjalan menuju masjid semuanya adalah sedekah. (Jami’ul Ulum wal Hikam)

Oleh karena itu jika memiliki harta meskipun sedikit tetaplah bersedekah apalagi memiliki harta yang banyak. Selain itu berusahalah  pula agar senantiasa melakukan kebaikan kebaikan yang insya Allah juga bernilai sedekah.

Wallahu A’lam (704) 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar