Rabu, 15 Juni 2016

RASULULLAH MENYURUH UMATNYA MENJAGA PUASA



RASULULLAH MENYURUH UMATNYA MENJAGA PUASA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Puasa Ramadhan memiliki keutamaan dan kedudukan yang tinggi dalam Islam karena merupakan salah satu dari rukun Islam. Rasulullah bersabda : “Buniyal Islaamu ‘ala khamsin syahaadati an laa illaha ilallahu wa anna muhammadan rasuulullah wa iqaamish shalaati wa iitaa-iz zakaati wal hajji wa shaumi ramadhaana” .  Islam dibangun di atas lima tiang : Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, memberikan zakat, haji dan puasa Ramadhan. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Tentang kewajiban puasa Ramadhan, telah dijelaskan Allah Ta’ala dalam  firman-Nya : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu kamaa kutiba ‘alal ladziina min qablikum la’allakum tattaquun”. Wahai orang orang yang beriman !. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah 183).

Tujuan  utama melaksanakan puasa Ramadhan adalah agar mendapat predikat takwa. Namun demikian ternyata tidaklah semua orang yang berpuasa akan mendapatkannya. Bahkan ada yang hanya mendapat lapar dan haus saja. Na’udzubillah.

Hal ini diperjelas oleh Rasulullah dalam sabda beliau : “Rubba shaaimin hazhzhuhu min shiyaamihi alju’ wal athas”. Betapa banyak orang yang berpuasa yang mendapatkan lapar dan haus saja. (H.R Ibnu Majah)

Oleh karena itu Rasulullah wanti wanti, mengingatkan umatnya agar menjaga puasanya dengan sungguh agar tidak tercemar oleh sesuatu yang bisa merusak nilai puasanya. Sungguh sangat banyak perkara yang harus dijaga dalam berpuasa. Diantaranya adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits :

Pertama : “Idzaa kaana yaumu shaumi ahadikum falaa yarfuts wa laa yashkhab. Fa in sabbahu ahadun au qaatalahu, fal yaqul innii shaa-im.” Jika pada hari puasa salah seorang dari kalian hendaknya tidak berkata kata jorok dan tidak berteriak teriak. Apabila ada seseorang yang memaki makinya atau mengajaknya berkelahi, hendaknya ia berkata : Aku sedang berpuasa. (Mutafaq ‘alaihi).

Kedua : Dan beliau juga bersabda : “Man lam yada’ qaulaz zuuri wal ‘amala bihi fa laisa lillahi haajatun fii an yada’a tha’aamahu wa syaraabahu”. Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan tindakan itu, maka Allah tidak membutuhkan makanan dan minuman yang ia tinggalkan (karena puasanya) H.R Imam Bukhari. 

Jadi tidaklah pantas jika seorang yang sedang puasa hanya meninggalkan makan dan minum saja namun tidak menjaga hal lainnya seperti berkata kotor, berbuat ghibah, berbohong, menyakiti saudaranya dengan tangan ataupun lisannya dan yang lainnnya.

Imam Ibnul Qayyim dalam al Waabilush Shayyib mengingatkan bahwa : Puasa itu menjaga anggota tubuh dari dosa dosa dan perut berpuasa dari makan dan minum. Sebagaimana makanan dan minuman akan menghentikan puasa dan merusaknya begitu pula dosa dosa akan memutus pahala puasa dan merusak buahnya, sehingga seperti orang yang tidak berpuasa. 
 
Bahkan para salaf jika berpuasa Ramadhan, mereka duduk duduk di masjid dan saling mengingatkan sesamanya dengan mengatakan : “Mari kita jaga puasa kita dan jauhilah mengghibah manusia”.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (698)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar