Sabtu, 17 Desember 2022

KESELAMATAN HANYA DATANG DENGAN KETAATAN

 

KESELAMATAN HANYA DATANG DENGAN KETAATAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap hamba yang beriman sangat menginginkan keselamatan dirinya di dunia dan LEBIH LEBIH LAGI KESELAMATAN DI NEGERI AKHIRAT. Untuk itu maka hamba hamba Allah selalu berdoa dengan lafazh   doa yang diajarkan Allah Ta’ala dalam surat al Baqarah ayat 201. Doa ini sering dibaca oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling sering diucapkan beliau  adalah :  Ya Allah, Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim).

Berdoa memohon keselamatan sangatlah penting dan mesti diutamakan. Tetapi ketahuilah bahwa selain itu wajib bagi setiap hamba MENJAGA KETAATANNYA KEPADA ALLAH TA'ALA. Perhatikanlah bahwa banyak sekali kisah tentang perlindungan dan keselamatan yang diperoleh para Nabi dan Rasul bahkan beberapa keluarganya TERSEBAB KETAATANNYA KEPADA ALLAH TA'ALA. Diantaranya adalah :

Pertama  : Ketaatan Nabi Nuh 'alaihissalam.

Dikisahkan bahwa Nabi Nuh ‘alahis salam berdakwah 950 tahun lamanya. Namun sedikit sekali manusia yang mau mengikuti kebenaran yang diajarkannya terutama untuk mentauhidkan Allah. Lalu Nabi Nuh berdoa dan diperintahkan untuk membuat perahu. Allah Ta'ala berfirman :  

قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي بِمَا كَذَّبُونِ فَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ أَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا 

Dia (Nuh) berdoa : Ya Rabb-ku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku. Lalu Kami wahyukan kepadanya : Buatlah kapal dibawah pengawasan dan petunjuk Kami. (Q.S al Mu’minun 26-27).

Pada waktu diperintahkan membuat perahu Nabi Nuh tidak tahu untuk apa perahu itu tetapi LANGSUNG TAAT untuk melaksanakan perintah Allah Ta'ala. Pada hal Nabi Nuh belum tahu  apa maksud Allah dengan perintah membuat perahu itu. Nabi Nuh yakin bahwa jika Allah memerintahkan sesuatu pasti disitu ada kebaikan.  Dengan ketaatannya itu maka akhirnya Nabi Nuh bersama kaumnya yang beriman selamat dari banjir besar dan orang orang yang ingkar ditenggelamkan.

Kedua : Ketaatan Nabi Musa 'alaihissalam. 

Pada saat Nabi Musa dan kaumnya terdesak ke pinggir pantai dikejar kejar oleh Fir’aun dan pasukannya lalu Allah perintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kelaut. Allah Ta'ala berfirman :  

فَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ ۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ

Lalu Kami wahyukan kepada Musa : Pukullah laut itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan setiap belahan seperti gunung yang besar. (Q.S asy Syu’araa 63).

Ketika Nabi Musa diperintahkan untuk memukul lautan dengan tongkatnya sungguh Nabi Musa tidak tahu kenapa harus memukul laut dengan tongkatnya. Tetapi Nabi Musa LANGSUNG TAAT dan melaksanakan perintah Allah Ta'ala. Ternyata laut terbelah dan Nabi Musa beserta kaumnya yang terkepung bisa selamat dan pasukan Fir'aun ditenggelamkan.

Selain itu, tentang ketaatan juga telah mendatangkan keselamatan dan perlindungan dari Allah Ta'ala, dan kita juga mestinya  belajar dari :

Pertama : Ketaatan Hajar ibunda Nabi Ismail.

Tentang ketaatan juga kita belajar dari Hajar ibundanya Nabi Ismail.  Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitab Shahihnya : Kemudian Nabi Ibrahim membawa Hajar dan anaknya Ismail menuju Makkah. Ketika itu Hajar masih menyusui Ismail.

Hingga akhirnya Ibrahim menempatkan keduanya ditempat yang nantinya dibangun Baitullah, tepatnya dibawah pohon besar yang berada diatas bakal sumur zamzam dibagian atas bakal Masjidil Haram. Pada saat itu di Makkah tidak ada (penghuni) seorang pun dan juga tidak ada air. Ibrahim meninggalkan keduanya di sana dan meletakkan di sisi mereka geribah yang didalamnya ada  kurma dan bejana yang didalamnya ada air.

Setelah itu, Ibrahim berangkat maka Hajar mengejarnya seraya berkata : Wahai Ibrahim hendak kemana engkau pergi ?. Apakah engkau akan meninggalkan kami sedang di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula ada makanan apa pun ?. Hajar berulang ulang mengatakannya. Akhirnya Hajar bertanya kepada Ibrahim : Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini ? . Ya jawab Ibrahim. Lalu Hajar berkata : Kalau begitu kami tidak akan disia siakan Allah Ta’ala.

Begitu HEBATNYA KETAATAN   HAJAR TERHADAP PERINTAH ALLAH maka akhirnya Allah Ta’ala betul betul tidak mensia siakannya. Allah memberinya air yang berlimpah berupa sumur zamzam. Akhirnya  Hajar dan anaknya Ismail  bisa hidup dengan selamat di Makkah. (Lihat Kitab Qishashul Anbiyaa’ oleh Imam Ibnu Katsir).

Kedua : Ketaatan ibunda Nabi Musa

Nabi Musa lahir pada tahun Fir 'aun memerintahkan bala tentaranya membunuh semua bayi laki laki. Ibunda Musa sangat khawatir tentang anak laki lakinya yang baru lahir itu. Lalu dia mendapat ilham atau petunjuk dari Allah Ta'ala sebagaimana firman-Nya : 

وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ

Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa : Susuilah dia (Musa) dan apabila ENGKAU KHAWATIR TERHADAPNYA maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Al Qashash 7.

DENGAN PENUH TAAT KEPADA ALLAH TA'ALA dan dengan kesedihan yang mendalam ibunda Musa   lalu menghanyutkan Musa yang masih bayi ke sungai. Ternyata akhirnya diselamatkan dan dipelihara oleh istri Fir'aun yang bernama Asyiah. Ketika banyak wanita yang akan menyusui bayi itu ternyata dia tidak mau. Sampai akhirnya yang menyusui bayi itu adalah ibu kandungnya sendiri. Inilah kegembiraan yang keselamatan yang didapat ibunda Musa bertemu kembali dengan anaknya. 

Dari kisah kisah ini maka SANGAT JELAS BAHWA KESELAMATAN HANYA DATANG DENGAN KETAATAN KEPADA ALLAH TA'ALA. Tak ada cara lain. Wallahu A'lam. (2.845)  

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar