Selasa, 16 Agustus 2022

TAK BAIK BICARA BERLEBIH LEBIHAN

TAK BAIK BICARA BERLEBIH LEBIHAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Diantara nikmat dari Allah Ta'ala kepada manusia adalah diberi bibir dan lidah yang bisa digunakan untuk berbicara. Allah Ta'ala berfirman :

الم نجعل له عينين . و لسانا و شفتين

Bukankah kami telah menjadikan untuknya sepasang mata. Dan lidah dan sepasang bibir ?. (Q.S al Balad 8-9)

Sungguh kita tidak dapat membayangkan bagaimana susah dan sulitnya jika kita tidak bisa berbicara satu sama lain. Ketahuilah bahwa BISA BERBICARA adalah nikmat yang harus digunakan sebagai sarana untuk beribadah dan mencari ridha-Nya. Dengan kata lain janganlah menggunakan suatu nikmat untuk perkara perkara yang Allah Ta'ala tidak ridha.

Sungguh, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah memberikan banyak petunjuk kepada umatnya dalam berbicara diantaranya adalah TIDAK BERLEBIHAN DALAM BERBICARA. Beliau Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُوْنَ، قالَهَا ثَلَاثًا

Binasalah orang yang suka berlebih-lebihan. Beliau mengatakan tiga kali. (H.R Imam Muslim). 

Berkata Imam an Nawawi : Yang dimaksud ialah orang yang berdalam-dalam, berlebih-lebihan, dan melampaui batas dalam PERKATAAN DAN PERBUATAN MEREKA. (Syarah Shahih Muslim).

Kemudian dari Abdullah bin Amr bin 'Ash, bahwasanya Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ الْبَلِيْغَ مِنَ الرجال : الَّذِي يَتَخَلَّلُ بِلِسَانِهِ كَمَا تَتَخَلَّلُ الْبَقَرَةُ

Sesungguhnya Allah membenci laki laki yang (berbicara) BERLEBIH LEBIHAN dan laki laki yang mempermainkan lidahnya ketika berbicara, sebagaimana sapi mempermainkan lidahnya (ketika sedang makan rumput). H.R Abu Dawud dan at Tirmidzi, dia berkata : Hadits Hasan.

Tentang hadits ini, Syaikh Salim bin 'Ied al Hilali berkata :

(1) Makruh bicara dengan suara parau, dipaksa paksakan dan berpura pura fasih dengan kata kata bersajak. Dengan pengantar yang dibuat buat sebagaimana yang biasa dilakukan orang orang yang berlagak mampu berbicara fasih dan manis. Semua itu adalah kepura puraan yang tercela. Demikian pula mempergunakan bahas yang rumit dan bahasa asing ketika berbicara dengan orang awam.

(2) Berbicara dengan dipaksa paksakan dan berlebih lebihan adalah penyebab kemurkaan Allah Ta'ala kepada pelakunya dan menyebabkan dia tidak mendapat pertolongan Allah, menjadi hina dan bernasib buruk. Berdasarkan hal ini maka larangan tersebut menunjukkan hukum haram.

(3) Seyogyanya seorang muslim tetap pada karakter dan tabiat aslinya dalam berbicara, tanpa menampakkan kefasihannya, logat atau dialeknya dan keindahan sastra bahasanya. (Syarah Riyadush Shalihin,  sedikit diringkas).

Selain itu, ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan pula tentang orang orang yang banyak bicara, bermulut besar dan angkuh dalam berbicara. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

Sesungguhnya orang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat denganku duduknya pada hari Kiamat adalah orang paling baik akhlaknya. Sesungguhnya orang yang paling aku benci di antara kalian dan paling jauh duduknya dariku pada hari Kiamat kelak adalah orang yang BANYAK BICARA, orang yang bermulut besar dan orang yang berbicara dengan angkuh. (Hadis Hasan diriwayatkan oleh at Tirmidzi).

Ketahuilah bahwa : Islam adalah agama yang mengajarkan kesederhanaan dan keseimbangan DALAM UCAPAN DAN PERBUATAN. (Syarah Riyadush Shalihin, Syaikh Salim al Hilali). Wallahu A'lam. (2.708).     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar