Sabtu, 20 Agustus 2022

BAHAYA BESAR DATANG JIKA KEMUNGKARAN TAK DICEGAH

 

BAHAYA BESAR DATANG JIKA KEMUNGKARAN TAK DICEGAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hamba hamba Allah hakikatnya memiliki kewajiban untuk berusaha mencegah  kemungkaran sesuai kemampuan dan keadaan dirinya. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam telah mengingatkan perkara ini dalam sabda beliau : 

عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ 

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahu 'anhu berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam  bersabda : Siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (H.R Imam Muslim)

Selain itu, ketahuilah bahwa laknat akan turun  kepada orang orang yang satu sama lain tak melarang perbuatan mungkar. Hal ini sebagaimana Allah Ta’ala mengingatkan kedaaan Bani Israil dalam firman-Nya : 

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

Orang orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan) Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh sangat buruk apa yang mereka perbuat. (Q.S al Ma-idah 78-79) 

Syaikh as Sa’di berkata : Diantara kedurhakaan mereka yang menjadi penyebab turunnya adzab dan terjadi hukuman adalah : “Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat” Artinya, mereka melakukan kemungkaran tetapi sebagian dari mereka TIDAK MELARANG sebagian yang lain.

Maka pelaku dan yang lainnya yang mendiamkan kemungkaran walaupun dia mampu mengingkarinya, adalah sama. Selanjutnya Syaikh berkata : Dan sesungguhnya MENDIAMKAN KEMUNGKARAN padahal dia mampu untuk mengingkarinya dapat menimbulkan adzab karena hal ini mengandung dampak buruk yang besar. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ingatlah, ketika kemungkaran dibiarkan maka adzab bisa turun secara merata. Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

إِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ الْعَامَةَ بِعَمَلِ الْخَاصَةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانِيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوْهُ فَلاَ يُنْكِرُوْهُ فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَذَّبَ اللهُ الْعَامَةَ وَالْخَاصَةَ

Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa masyarakat umum karena perbuatan orang-orang tertentu hingga masyarakat umum melihat kemungkaran di hadapan mereka sedang mereka mampu mengingkarinya tetapi mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka berbuat demikian maka Allah akan menyiksa masyarakat umum dan orang-orang tertentu itu. (H.R Imam Ahmad dan ath Thabrani).

Cuma saja  saat ini kelihatannya, dakwah pada umumnya lebih fokus untuk mengajak kepada kebaikan. Ini tentu sangat bermanfaat. Tetapi  pada saat  kemungkaran sedang marajalela di zaman ini maka SANGATLAH BAIK JIKA PORSI DAKWAH UNTUK MENCEGAH KEMUNGKARAN LEBIH DIPRIORITASKAN.

Oleh karena itu orang orang beriman haruslah berusaha mencegah KEMUNGKARAN SESUAI KEMAMPUAN DAN KEADAANNYA. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. (2.713)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar