Selasa, 30 Agustus 2022

SETIAP ORANG SEDANG BERJALAN MENUJU RABB-NYA

 

SETIAP ORANG SEDANG BERJALAN MENUJU RABB-NYA

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Saudaraku, perhatikanlah firman Allah dalam Al-Qur’an yang mengingatkan tentang mati :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ

Wahai manusia !, sesungguhnya kalian ini benar-benar telah bekerja menuju Rabb kalian, dan kalian pasti akan menjumpai-Nya. (Q.S al Insyiqaq 6).

Tentang ayat ini Syaikh as Sa'di berkata : Yakni, sesungguhnya engkau TELAH BERJALAN MENUJU ALLAH TA'ALA, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan MENDEKAT KEPADANYA dengan kebaikan dan keburukan. Kemudian engkau bertemu dengan Allah Ta'ala pada hari Kiamat. Balasan (dari Allah Ta'ala) tidak terlepas dari karunia dan keadilan. Karunia bila engkau termasuk orang yang berbahagia dan hukuman bila engkau termasuk orang yang sengsara. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dan juga Allah Ta'ala menjelaskan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati  yaitu sebagaimana firman-Nya :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu akan dikembalikan.(Q.S al Ankabut 57). 

Tentang perjalanan yang sedang kita lakukan menuju akhirat dan kematian  yang pasti datang, Allah Ta'ala telah mengingatkan kita agar senantiasa bertakwa dan berbekal atau memperhatikan apa yang telah kita lakukan sebagai persiapan menuju akhirat.  Sungguh Allah Ta'ala  berfirman : 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S  al Hasyr 18).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat ini, yaitu terdapat tiga perintah Allah didalamnya :

Pertama : Perintah bertakwa kepada Allah dalam firman-Nya: “Bertakwalah kalian kepada Allah”. Kata takwa berarti mengerjakan segala hal yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Kedua : Perintah untuk melakukan introspeksi diri (muhasabah), sudah seberapa persiapan bekal amal shalih yang akan ia bawa untuk menghadap Allah di hari akhir kelak. Sebagaimana firman-Nya :“… Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).”

Ketiga : Perintah untuk kembali bertakwa. Perintah ini menjadi penguat dari perintah bertakwa yang pertama. Ketakwaan yang diinginkan adalah ketakwaan yang benar-benar kuat mengakar dalam jiwa dan dibuktikan dalam amalan nyata. Itulah ketakwaan yang telah diperkuat oleh proses evaluasi diri (muhasabah), sehingga menyampaikan seorang hamba kepada tingkatan merasakan pengawasan Allah yang melekat (muraqabah), sebagaimana firman-Nya : ”Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian kerjakan”.

Ketika seseorang tak berusaha mempersiapkan bekal maka pastilah akan menyesal di akhirat kelak. Tentang bentuk penyesalan mereka adalah sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Ta'ala dan sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Allah Ta’ala berfirman :

رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

(Mereka berkata), Ya Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar maka kembalikanlah kami (ke dunia) niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh kami adalah orang orang yang yakin. (Q.S as Sajdah 12)

Orang orang  yang sudah meninggal dunia ada yang  berangan-angan bisa hidup kembali UNTUK  BERSEDEKAH  dan menjadi orang shalih, sebagaimana dijelaskan  Allah Ta’ala  dalam firman-Nya :

فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

Maka lalu dia berkata (menyesali) : Ya Rabb-ku sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang orang yang shalih. (Q.S al Munafiqun10)

Bahkan ada pula yang ingin dikembalikan ke dunia  untuk bisa shalat sunnah dua rakaat. Kenapa ?, karena setelah berada di alam barzah mereka  mengetahui bagaimana hebatnya nilai shalat sunnah dua  rakaat di sisi Allah Ta'ala.   Dahulu dia   di sibukkan oleh urusan  dunia, sehingga sering meninggalkan shalat sunnah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah :

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ مَرَّ بِقَبْرٍ فَقَالَ : مَنْ صَاحِبَ هَذَا الْقَبْرِ؟ فَقَالُوْا: فُلاَنُ، فَقَالَ : رَكْعَتَانِ أَحَبَّ إِلَى هَذَا مِنْ بَقِيَّةِ دُنْيَاكُمْ

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam   melewati sebuah kuburan, kemudian bertanya : Siapa penghuni kuburan ini ?. Mereka menjawab : Ini kuburan si Fulan.  Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Dua rakaat lebih dia cintai daripada dunia kalian. (Shahihut Targhib Wat Tarhib)

Oleh karena itu hamba hamba Allah yang saat ini masih diberi kesempatan hidup di dunia dan sedikit waktu lagi PASTI MATI, MAKA BERFIKIRLAH DENGAN SUNGGUH SUNGGUH. Mau mempersiapkan bekal sekarang ini atau mau menyesal setelah mati.

Wallahu A'lam. (2.723)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar