Kamis, 15 September 2022

RASULULLAH ISRA' DAN MI'RAJ DENGAN RUH DAN JASAD

 

RASULULLAH ISRA' DAN MI'RAJ DENGAN RUH DAN JASAD

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika masih berada di Makkah, terjadi suatu peristiwa yang BETUL BETUL SANGAT MENAKJUBKAN atas diri Rasululllah Salallahu 'alaihi Wasallam. Beliau diperjalankan Allah Ta'ala bersama malaikat Jibril dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina sebagaimana firman-Nya :

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (Q.S al Isra' 1).

Kemudian langsung dimi'rajkan yaitu diperjalankan dari bumi ke langit dengan melintasi tujuh lapis langit,  sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah :

وَٱلنَّجْمِ إِذَا هَوَىٰ مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ  عَلَّمَهُۥ شَدِيدُ ٱلْقُوَىٰ  ذُو مِرَّةٍ فَٱسْتَوَىٰ  وَهُوَ بِٱلْأُفُقِ ٱلْأَعْلَىٰ

Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru. Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al Qur an) menurut keinginannya. Tidak lain (al Qur an) adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai keteguhan, maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang    asli (rupa yang bagus dan perkasa). Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. (Q.S an Najm 1-7).

 

Peristiwa ini adalah salah satu bukti kekuasaan dan kebesaran Allah Ta'ala dan juga s satu bukti keutamaan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam yaitu diperjalankan Allah Ta'ala, menempuh jarak yang sangat jauh yaitu  isra' dan mi'raj HANYA DILAKUKAN DALAM SATU MALAM SAJA. Peristiwa ini bisa dan sangat mudah diterima dengan iman yang kokoh.

Asy Syaikh Dr. Shalih al Fauzan berkata : Ketika Nabi Sallallahu 'alaihi Wasallam (telah) berada pagi hari di Makkah, sekembalinya dari al Isra' al Mi'raj, dan mengabarkan peristiwa ini kepada orang orang musyrikin maka ternyata kekufuran mereka semakin menjadi jadi dan pendustaan (pengingkaran) mereka terhadap peristiwa ini sangat keras, dengan tujuan ingin memperburuk citra Rasululllah Salallahu 'alaihi Wasallam.

Mereka mengatakan : Kami menempuh perjalanan ke Palestina dalam sebulan lebih sedangkan dia (Muhammad) mengatakan hanya dalam satu malam. Bahkan Sebagian kaum muslimin yang lemah imannya (ada yang) murtad karena mendengar peristiwa yang menakjubkan ini.

Orang orang yang beriman dengan benar, mereka tetap teguh dan membenarkan. Inilah sebabnya ketika mereka (orang musyrik) berkata kepada Abu Bakar : Tidakkah engkau lihat temanmu apa yang dia katakan ?. Beliau balik bertanya : Apa yang dia dikatakan ?. Dia mengatakan bahwa dia telah pergi ke Baitul Maqdis dan Kembali dalam satu malam.

Abu Bakar ash Shiddiq berkata : Jika beliau (Muhammad) yang mengatakannya maka dia telah BENAR SEPERTI YANG DIKATAKANNNYA, hal itu karena beliau tidak berbicara dari hawa nafsunya. Bahkan Abu Bakar menambahkan : Aku membenarkan beliau dengan kabar yang datang dari langit (yaitu wahyu) maka apakah tidak aku benarkan beliau dalam hal ini ?. Sungguh inilah iman yang kokoh dan sama sekali tidak goyah.

Syaikh Shalih Fauzan juga mengatakan : Al Isra' dan al Mi'raj adalah haq adanya dan :

(1) Barangsiapa yang mengingkarinya dan menganggapnya sebagai sesuatu yang jauh dan tidak mungkin maka DIA KAFIR kepada Allah Ta'ala.

(2) Barangsiapa yang mentakwilkannya maka DIA TERSESAT dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang musyrik.

(3) Barangsiapa yang mengatakan : Nabi diisra'kan dengan ruhnya saja tanpa jasadnya atau mengatakan itu adalah dalam mimpi maka PERKATAAN ITU ADALAH SESAT karena Allah Ta'ala berfirman : YANG TELAH MEMPERJALANKAN HAMBA-NYA. Dan hamba adalah sebutan yang MENCAKUP RUH DAN BADAN. Tidak mungkin ruh dikatakan sebagai hamba.

Dan isra' terjadi dalam keterjagaan dan bukan merupakan mimpi karena mimpi tidaklah memiliki kelebihan cukup berarti sebagai i'tibar, karena mimpi bisa terjadi pada semua orang dan dalam mimpi orang orang melihat banyak hal aneh dan bukan khusus hanya bagi Nabi Salallahu 'alaihi Wasallam. (Syarah Matan Al Aqidah Ath Thahawiyah).

Sungguh ini adalah bantahan yang sangat jelas dan tegas kepada orang orang kafir dan tersesat yang sebagian besar mereka mereka mengatakan bahwa peristiwa isra' dan mi'raj hanya dengan ruh saja atau dalam mimpi saja.

Wallahu A'lam. (2.740)    

 

 

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar