Sabtu, 02 Maret 2024

KELIRU JIKA KHAWATIR DENGAN SESUATU YANG SUDAH DIJAMIN

 

KELIRU JIKA KHAWATIR DENGAN SESUATU YANG SUDAH DIJAMIN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam menjalani kehidupan di dunia ada diantara saudara saudara kita yang sangat mengkhawatirkan tentang rizkinya. Untuk itu ada diantara saudara saudara kita yang rela atau memaksakan diri BEKERJA SANGAT KERAS untuk mendapatkan rizki. Lalu mereka menggunakan sebagian besar  waktu dan tenaga untuk mencari rizki yang dikhawatirkan.

Tetapi ketahuilah bahwa hakikatnya rizki itu tidak perlu dikhawatirkan apalagi khawatir berlebihan, karena sungguh urusan rizki Allah Ta'ala, Ar Razzaq, Maha Pemberi Rizki telah memberikan jaminan. Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. (Q.S Huud 6). 

Syaikh as Sa’di antara lain menafsirkan ayat ini bahwa semua (makhluk)  yang merayap dimuka bumi baik manusia, binatang didaratan atau dilautan maka Allah telah menjamin rizki dan makan mereka. Rizki mereka menjadi kewajiban Allah. Semuanya diliputi oleh ilmu Allah dicatat oleh pena-Nya. Berlaku padanya kehendak Allah dan manusia tetap harus yakin kepada Allah yang menjamin rizkinya. (Taisir Karimir Rahman).

Bahkan ada makhluk yang tidak mampu mengurus rizki baginya namun tetap memperoleh rizki dengan berbagai cara dan pengaturan dari Allah Ta’ala yaitu sebagaimana firman-Nya :  

وَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا ٱللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rizkinya sendiri. Allahlah yang memberi rizki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S al Ankabuut 60).

Nah, ketika seseorang mengkhawatirkan akan rizkinya maka bisa berarti dia ragu dengan rizki yang akan didatangkan Allah Ta'ala sebagaimana janji-Nya. Ini adalah satu bentuk keraguan yang sangat tidak baik untuk dipelihara.

Sungguh, hamba hamba Allah  disuruh untuk berusaha mencari rizki untuk menjaga kehormatan diri, tidak bergantung kepada belas kasihan orang lain. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua untuk berusaha atau bekerja mencari rizki walaupun dengan usaha yang mungkin dianggap rendah oleh sebagian manusia. Beliau bersabda : 

لأَن يأخذ أحدكم أُحبُلَهُ ثم يأتي الجبل، فيأتي بِحُزْمَة من حطب على ظهره فيبيعها، فَيَكُفَّ الله بها وجهه، خيرٌ له من أن يسأل الناس، أعْطَوه أو مَنَعُوه

Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, lalu ia pergi ke gunung, kemudian ia kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, sehingga dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya. Itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberinya ataupun tidak. (H.R Imam Bukhari)

Ketahuilah bahwa tugas utama manusia berada di dunia bukan untuk urusan rizki tetapi harus berfokus untuk mengejar keselamatan di akhirat kelak. Sungguh Allah Ta'ala dan Rasul-Nya dengan sangat jelas menyebutkan bahwa dunia  itu fana dan akhirat itu baqa. Dunia itu sepertinya tak bernilai apa apa dibanding dengan akhirat. Perhatikanlah firman Allah diantaranya adalah :

(1) Dalam surat an Nahal 30 :

وَلَدَارُ ٱلْءَاخِرَةِ خَيْرٌ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ ٱلْمُتَّقِينَ

Dan sesungguhnya negeri akhirat itu PASTI LEBIH BAIK. Dan itulah sebaik baik tempat bagi orang yang bertakwa.

(2) Dalam surat al Isra' 21 :

وَلَلْءَاخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَٰتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلًا

Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.

Jadi, mencari rizki  dunia adalah sekedarnya dengan tidak melalaikan akhirat.  Dan mengejar akhirat SEMESTINYA HARUS LEBIH UTAMA DAN LEBIH  BERSUNGGUH SUNGGUH KARENA TIDAK ADA JAMINAN BAGI SEORANG HAMBA UNTUK BISA SELAMAT DI AKHIRAT KELAK.

Wallahu A'lam. (3.252)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar