Sabtu, 16 Maret 2024

BERAMAL JANGAN KARENA MENGHARAPKAN DUNIA

 

BERAMAL JANGAN KARENA MENGHARAPKAN DUNIA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh orang orang yang beramal untuk  tidaklah dianjurkan. Dalam perkara ini Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam berfirman-Nya :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali Neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S Hud 15-16).

Ayat ini menunjukkan tercelanya orang yang beramal karena berharap dunia. Diantara contohnya adalah ketika seseorang mengejar kebaikan hidup dunia agar DENGAN BERPUASA MENJADI  SEHAT maka  dia banyak berpuasa sunnah. Memang para dokter dimanapun  bersepakat bahwa berpuasa mendatangkan kesehatan fisik.

 

Tetapi sungguh merugi orang itu  karena niatnya mencari dunia maka di akhirat kelak dia tak mendapat apa apa dari ibadah puasanya. Paling baik adalah dia berpuasa dengan tujuan ibadah, mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dan berharap pahala. Lalu Allah Ta'ala memberinya  kesehatan maka bersyukurlah kepada Allah Ta'ala.

Imam al Qurthubi rahimahullah berkata : Jika pendorong untuk beramal adalah dunia maka tidak menjadi ibadah, tetapi ia adalah maksiat. Bahkan bisa menjadi kufur yaitu syirik besar atau riya yaitu syirik kecil. Ini bila pendorongnya hanya dunia semata, bila tidak mendapat dunia tentu ia tidak akan beramal. (Lihat Al Mufhim).


Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Orang yang beramal shalih mengharapkan pahala dari Allah dan keridhaan-Nya, tetapi iapun mengharapkan dunia dari amalannya. Maka yang seperti dilihat mana yang lebih dominan :

 

– Jika yang lebih dominan adalah niat akheratnya, maka ia mendapat pahala.

– Jika yang lebih dominan adalah harapan dunia, maka ia mendapatkan dosa dan amalnya tidak diterima.

– Jika sama-sama kuat maka saling berguguran dan tidak mendapat pahala dan tidak juga dosa.  (Majmu’ Fatawa, Syaikh Utsaimin).

Oleh karena itu hamba hamba hendaklah selalu menjaga niatnya terutama dan paling untuk mengharap kebaikan akhirat dan kebaikan dunia akan mendatanginya. Wallahu A'lam. (3.260).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar