Selasa, 02 Mei 2023

JANGAN MEMELIHARA SIKAP SUKA MENYALAHKAN

 

JANGAN MEMELIHARA SIKAP SUKA MENYALAHKAN

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Ketika bergaul bersama orang banyak terkadang bahkan sering kita menyaksikan perbuatan atau mendengar ucapan sebagian manusia yang terasa keliru dan tak sesuai dengan jalan pikiran kita.

Sesuatu yang kita lihat sebagai suatu perkara yang salah bisa jadi ada benarnya karena tidaklah kita mengetahui keadaan sesungguhnya dari orang lain. Apalagi sesuatu yang ada dalam hatinya. Oleh karena itu, dalam berbagai perkara sangat dianjurkan untuk berlaku bijak. Tidak cepat cepat dan lancang mengatakan sesuatu itu salah.

Sangat banyak keadaan yang terlihat sebagai satu kesalahan yang  dilakukan seseorang. Tetapi bisa jadi dia melakukan sesuatu yang menurut dia  benar dengan alasan yang ada pada dirinya dan tak diketahui orang lain. Diantaranya dapat dijelaskan dalam kisah berikut ini.

Dikisahkan, pada awal awal tahun pelajaran, murid kelas 1 di salah satu Sekolah Dasar diuji tentang kemampuan berhitung. Salah seorang murid perempuan ditanya oleh gurunya : Wahai Fulanah jika AKU BERI engkau 2 jeruk lalu aku tambah lagi 3 jeruk maka berapa jeruk yang engkau miliki sekarang.

Si murid langsung menjawab : Sekarang aku memiliki 6 jeruk, bu Guru. Gurunya kaget karena 2 tambah 3 jadi 5 jeruk, bukan 6. Satu kelas murid menyalahkan si Fulanah ini bahkan ada yang mengatakan bodoh banget.

Lalu supaya lebih jelas gurunya mengeluarkan 2 jeruk diberikan kepada murid itu dan   ditambah 3 jeruk lagi. Sekarang hitung kata gurunya. Lalu dihitung 1, 2, 3, 4, 5 … lalu si murid langsung membuka tasnya mengeluarkan 1 jeruk yang dibawa dari rumah maka dia berkata 6. Jadi ada 6 jeruk milikku sekarang. Dengan begitu kelas yang tadi riuh menyalah lalu terdiam semua, bergumam dan mengambil nafas. Benar juga ya.

Keadaan suka menyalahkan semacam ini juga KADANG TERJADI dalam . berpakaian. Ketika melihat seseorang memakai celana atau sarung yang gantung, diatas mata kaki bahkan setengah betis lalu ada yang memberi komentar  yang cenderung menyalahkan  : Kenapa sih, kok sarung atau celana mesti gantung begitu. Biasa biasa sajalah seperti kita kita ini.

Ini terjadi karena mungkin belum mengetahui bagaimana Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam berpakaian. Dalam satu riwayat disebutkan :

إزاره إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ

(Ujung) sarung Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam hingga TENGAH KEDUA BETIS BELIAU. (H.R at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Dari zhahir hadits ini diketahui bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam memberi teladan untuk TIDAK ISBAL dalam berpakaian.

Selain itu ada pula sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam yang menyebutkan tentang larangan isbal :

Pertama : Dari Abu Hurairah disebutkan tentang larangan isbal dan ancamannya. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار

Apa saja yang melebihi dua mata kaki dari kain sarung, maka tempatnya di neraka. (HR. Imam Bukhari)

Kedua :  Dari Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam    bersabda :

يَا سُفْيَانُ بنِ سَهْلٍ لا تُسْبِلْ فَإِنَّ اللهَ لا يُحِبُّ الْمُسْبِلِيْنَ

Wahai Sufyan bin Sahl, Janganlah engkau isbal ! Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang isbal. (H.R Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Dalam satu kisah yang lain  disebutkan pula bahwa seorang jamaah yang rumahnya dekat masjid hampir tidak pernah kelihatan shalat sunnah rawatib qabla shalat fardhu di masjid. Lalu orang orang ada yang berkomentar bahkan menyalahkan : Kenapa si Fulan itu tidak pernah terlihat shalat sunnah rawatib. Setelah salam berdzikir sendirian, lalu langsung pulang.

Komentar  atau ucapan menyalahkan ini muncul karena dia tidak tahu bahwa orang ini shalat sunnah rawatib di rumahnya. Dan juga yang menyalahkan ini belum mengetahui bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  bersabda : 

صَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ، فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ المَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا المَكْتُوبَةَ

Wahai umat manusia, shalatlah kalian di rumah kalian. Karena sebaik-baik shalat seseorang adalah shalat yang dilakukan di rumahnya, kecuali shalat wajib. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dan juga yang  selainnya).

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah berusaha menahan diri untuk tidak suka menyalahkan karena bisa jadi sesuatu  yang kita anggap salah ternyata benar.

Ketahuilah bahwa guru guru kita sering memberi nasehat agar tidak membiasakan diri menyalahkan orang lain, karena : (1) Sebagai manusia biasa engkau hampir tak pernah luput dari kesalahan. (2) Sangatlah bermanfaat kalau engkau selalu melihat kesalahan pada dirimu dan BERSEGERA MEMPERBAIKINYA.  

 Wallahu A'lam. (2.994).

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar