Kamis, 24 September 2020

SEDIKIT TERTAWA DAN PERBANYAKLAH SENYUM

 

SEDIKIT TERTAWA DAN PERBANYAKLAH SENYUM

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika seseorang memperoleh keberuntungan atau keberhasilan,   tentulah mendatangkan kegembiraan. Ini sering ditandai dengan senyum  ataupun tertawa. Bahkan ada pula yang tertawanya berlebihan, terbahak bahak karena  gembira.

Ketahuilah bahwa sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  telah mengingatkan kita untuk tidak banyak tertawa sebagaimana sabda beliau :

وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati. (H.R  at Tirmizi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Dan juga Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah pula mengingatkan kita semua dalam sabda beliau :

وَلَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا

Seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa tertawa bahkan sampai terbahak bahak bukanlah kebiasaan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa dia berkata :

ما رَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا، حتَّى أرَى منه لَهَوَاتِهِ، إنَّما كانَ يَتَبَسَّمُ

Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, BELIAU BIASANYA HANYA TERSENYUM. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Imam al Mawardi rahimahullah  berkata : Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang penting. Dan orang yang banyak melakukannya, tidak akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki kedudukan dan martabat. (Adabud-Dunya wad-Din)

Dalam syariat Islam dianjurkan untuk tidak TERLALU gembira terhadap apa yang diberikan Allah Ta’ala dan tidak pula bersedih terhadap sesuatu yang luput.

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula TERLALU GEMBIRA terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S al Hadid 23).

Selanjutnya, perhatikanlah kisah berikut ini. Pada bulan Ramadhan tahun ke 8 Hijriah Rasulullah dengan 10 ribu pasukan kaum muslimin  dari Madinah memasuki kota Makkah tanpa perlawanan sedikitpun dari kafir Quraisy. Beliau masuk kota Makkah dengan  TETAP MENUNDUKKAN KEPALA sambil membaca firman Allah :

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا

Sesungguhnya kami memberi kepadamu kemenangan yang nyata. (Q.S al Fath 1).

Sungguh penaklukan kota Makkah oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersama 10 ribu pasukan kaum Muslimin dari Madinah adalah kemenangan yang nyata dan amat besar dalam sejarah Islam. Tetapi beliau beserta pasukan kaum muslimin tidak ada yang bersorak sorai dengan kemenangan ini. Tak ada pawai menyambut kemenangan. Tak ada pesta pora, apalagi dengan tertawa terbahak bahak. 

Jadi, hamba hamba Allah tidak dianjurkan untuk BANYAK TERTAWA tetapi perbanyaklah senyum. Bahkan senyum bisa menjadi sedekah sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Senyummu dihadapan  saudaramu adalah sedekah . (H.R at Tirmidzi).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.085)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar