Senin, 28 September 2020

KEWAJIBAN HAMBA ALLAH UNTUK BERSERAH DIRI KEPADA-NYA

 

KEWAJIBAN HAMBA ALLAH UNTUK BERSERAH DIRI 

KEPADA-NYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Suatu keadaan yang paling kokoh bagi hamba hamba Allah  adalah berserah diri atau bertawakal  kepada Allah Ta’ala saja. Sungguh, Allah Ta’ala telah memerintahkan manusia untuk selalu bertawakal, sebagaimana firman-Nya :

وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan kepada-Nya segala urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakal-lah kepada-Nya. Dan Rabb-mu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S Huud 123).

Allah Ta’ala berfirman :

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا

Dan bertawakal-lah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pemelihara. (Q.S al Ahzaab 3).

Lalu apa makna tawakal ?. Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Hakikat tawakal atau berserah diri adalah HATI BENAR BENAR BERGANTUNG KEPADA ALLAH ‘AZZA WA JALLA  guna mempoleh mashlahat dan Menolak mudharat dari urusan urusan dunia dan akhirat. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)

Diantara keutamaan bertawakal adalah sebagaimana  dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah pasti mewujudkan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap tiap sesuatu. (Q.S ath Thalaq 3)

Syaikh as Sa’di berkata : “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah” maknanya  adalah (bertawakal) dalam urusan agama dan dunianya dengan bergantung sepenuhnya kepada Allah Ta’ala dengan maksud untuk mendapatkan apa apa yang bermanfaat dan menghindari apa apa yang mudharat serta percaya sepenuhnya bahwa mereka akan diberi kemudahan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Tentang berserah diri, Imam Ibnul Qayyim berkata : Tawakal  (berserah diri dan bersandar) kepada Allah Ta’ala adalah termasuk sebab YANG PALING KUAT UNTUK MELINDUNGI DIRI SEORANG HAMBA dari gangguan, kezhaliman dan permusuhan orang lain yang tidak mampu dihadapinya sendiri. (Badai’ al Fawaid)

 Sebagian orang di zaman ini ada yang menyangka bahwa tawakal adalah semakna atau identik dengan pasrah secara total. Ini persangkaan yang keliru  karena sifat tawakal itu  menuntut sikap optimis, aktif dan dibarengi dengan upaya.

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin memberi nasehat tentang perkara ini. Beliau berkata : Tawakal adalah menyandarkan permasalahan kepada Allah Ta’ala dalam mengupayakan apa yang dicari dan menolak apa yang tidak disukai disertai percaya penuh kepada Allah dengan MENEMPUH SEBAB yang disyariatkan.

Jadi tawakal harus memenuhi dua syarat : (1) Penyandaran kepada Allah Ta’ala dengan sebenar benarnya dan nyata. (2) Harus menempuh sebab sebab yang diizinkan syariat. (Al Qaulul Mufid, Syaikh Utsaimin).

Sungguh tak ada tempat bagi hamba hamba Allah untuk berserah diri dengan sebenar benarnya KECUALI HANYA KEPADA ALLAH TA’ALA SAJA. Insya Allah ada mafaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.089).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar