RASULULLAH MENGAJARKAN
SIKAP LEMAH LEMBUT
Disusun oleh : Azwir B.
Chaniago
Sungguh, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam adalah
suri tauladan yang baik bagi kita semua. Tentang suri taulan ini
dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya
:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.
(Q.S al Ahzab 21).
Imam
Ibnu Katsir berkata : Ayat yang mulia ini merupakan dalil yang kuat (yang
menunjukkan kewajiban) menjadikan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam sebagai
SURI TAULADAN ATAU PANUTAN dalam perkataannya, perbuatannya dan dalam segala
hal kondisi beliau. (Tafsir Ibnu Katsir).
SALAH
SATU PERKARA yang betul betul sangat baik untuk kita teladani dari Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam adalah SIFAT LEMAH LEMBUT BELIAU DALAM UCAPAN DAN
PERBUATAN. Dalam ini ada banyak riwayat yang menyebutkan, dua diantaranya
adalah :
Pertama
: Kisah seorang Arab Badui buang air kecil di masjid.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata : Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia buang air kecil di salah satu pojok masjid. Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang tindakan para sahabat tersebut.
Tatkala orang tadi telah menyelesaikan hajatnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas memerintahkan para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas kencing itu pun disirami. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Atas kejadian ini para sahabat memang geram dan menghardik Badui ini. Tetapi Rasulullah bersikap santun dan memberi nasehat dengan arif kepada orang Badui ini. Beliau bersabda : “Sesungguhnya Masjid adalah tempat beribadah kepada Allah dan bukanlah tempat membuang kotoran. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim).
Kedua : Kisah seorang pemuda minta izin
berzina.
Abu Umamah berkata : Sesungguhnya seorang pemuda datang kepada Nabi seraya berkata: “Ya Rasulullah, izin aku berzina”.
Maka para sahabat berpaling kepada
pemuda ini sambil menahannya, dan berkata: “Jangan, jangan
(janganlah kamu berkata seperti itu). Maka beliau bersabda
: “Bawa pemuda itu mendekat denganku”. Maka pemuda itu
telah mendekat kepada Rasulullah.
(Abu Umamah) berkata: maka (pemuda itu) lalu duduk dekat Rasulullah.
Beliau bersabda: “Apakah kamu suka itu
(perbuatan zina) terjadi pada ibumu ?” Lantas pemuda itu menjawab: “Demi Allah,
tidak. Diriku jadi tebusannya.
Rasulullah bersabda: “(Begitulah juga halnya) orang lain juga tidak suka hal itu (terjadi) kepada ibu-ibu mereka”.
Rasulullah bersabda lagi : “Apakah kamu suka itu (perbuatan zina) terjadi kepada anak perempuanmu ?” Lantas pemuda itu menjawab: “Demi Allah, tidak. Diriku jadi tebusannya. Rasulullah bersabda: “(Begitulah juga halnya) orang lain juga tidak suka hal itu (terjadi) kepada anak-anak perempuan mereka”.
Rasulullah bersabda lagi :
“Apakah kamu suka itu (perbuatan zina) terjadi kepada saudara perempuanmu ?”
Lantas pemuda itu menjawab: “Demi Allah, tidak. Diriku jadi tebusannya.
Rasulullah bersabda: “(Begitulah juga halnya) orang lain juga tidak suka hal
itu (terjadi) kepada saudara-saudara perempuan mereka”.
Rasulullah bersabda lagi : “Apakah kamu suka itu (perbuatan zina) terjadi kepada bibimu (dari pihak ayahmu) ?” Lantas pemuda itu menjawab: “Demi Allah, tidak. Diriku jadi tebusannya. Rasulullah bersabda : “(Begitulah juga halnya) orang lain tidak suka hal itu (terjadi) kepada bibi bibi (dari pihak ayah) mereka”.
Rasulullah bersabda lagi: “Apakah kamu suka itu (perbuatan zina) terjadi kepada bibimu (dari pihak ibumu) ?” Lantas pemuda itu menjawab: “Demi Allah, tidak. Diriku jadi tebusannya.
Rasulullah bersabda : “(Begitulah juga
halnya) orang lain tidak suka hal itu (terjadi) kepada bibi bibi (dari pihak
ibu) mereka”.
Abu Umamah berkata: Maka Rasulullah meletakkan tangannya di atas tubuh pemuda itu, lalu berdoa : “Allahhummaghfir zanbahu, wa thahir qalbahu wa hassin farjahu”. Ya Allah ampunkanlah dosanya, sucikanlah hatinya (dari memikirkan sesuatu maksiat), dan jagalah kemaluannya (dari melakukan zina)
Semenjak itu, dengan doa Rasulullah, pemuda tersebut tidak lagi condong untuk melakukan maksiat. (Dirwayatkan oleh Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Kitab Silsilah Hadits Shahih).
Meskipun pemuda ini meminta izin untuk melakukan perbuatan tercela namun Rasulullah tetap berlaku santun dan lemah lembut kepadanya. Beliau memberi nasehat yang sangat bijak bahkan mendoakan kebaikan bagi pemuda ini.
Oleh karena itu sebagai umat Muhammad maka mestilah kita berusaha untuk berlaku lemah lembut dalam ucapan dan perbuatan. Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan dalam satu sabda beliau bahwa kelembutan itu akan menghiasi segala sesuatu
مَا كَانَ الرِّفْقُ
فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ, وَمَا كَانَ الْعُنْفُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
Tidaklah lemah lembut dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah sikap keras dalam segala sesuatu kecuali dia akan merusaknya. (H.R Imam Muslim).
Wallahu A'lam. (3.592).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar