JANGAN MEREMEHKAN
AMALAN MESKIPUN KELIHATAN KECIL
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh Allah Ta'ala Maha Pemurah. Ketika seorang
hamba melakukan amalan atau perbuatan baik sekecil apapun pastilah akan mendapat balasan dari-Nya. Allah
Ta'ala berfirman :
فَمَنْ
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Maka
barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat
(balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7).
Syaikh
as Sa'di berkata : (Balasan ini) bersifat umum untuk seluruh kebaikan dan
keburukan, karena bila manusia bisa melihat amalan seberat biji zarrah yang
merupakan sesuatu yang terkecil dan diberi balasannya maka yang lebih besar
tentu lebih bisa dilihat.
Dalam ayat ini terdapat anjuran untuk
mengerjakan kebaikan meski suatu yang kecil. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Dalam perkara amal atau kebaikan yang kecil, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
لَا
تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ
طَلْقٍ
Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu
dengan saudaramu dengan wajah yang berseri seri (dengan senyum) (H.R Imam
Muslim).
Tentang
hadits ini Syaikh Salim al Hilali menyebutkan dua faedah, satu diantaranya
adalah : Tidak meremehkan amalan apapun selama ia adalah termasuk jenis jenis
kebaikan. Oleh karena itu maka tidak sepantasnya meninggalkan suatu kebaikan
karena meremehkannya. (Bahjatun Nazhirin, dengan diringkas).
Syaikh
Abdulmuhsin al Qasim memberi nasehat : Janganlah engkau meremehkan amal shalih
apapun yang engkau lakukan, meskipun sedikit dalam pandanganmu. Bisa jadi ia
(amal shalih yang kecil itu) sebagai sebab masuknya dirimu ke dalam surga.
(Khutuwat Ilas Sa'adah).
Oleh
karena itu maka hamba hamba Allah sangat dianjurkan beribadah atau berbuat
kebaikan meskipun kelihatan remeh atau kecil. Bukankah gunung yang besar
terdiri dari butiran pasir dan tanah yang halus. Bukankah padang pasir yang
luas terjadi karena banyaknya butiran pasir
terkumpul.
Ketika
amal ibadah yang kecil berkumpul maka
akan menjadi besar dan akan memberatkan timbangan amal seorang hamba di akhirat
kelak. Dan ingatlah bahwa Allah Ta’ala berfirman
:
وَالْوَزْنُ
يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ
خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا
بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ
Timbangan pada hari
itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa yang berat timbangan
(kebaikan) nya, MEREKA ITULAH ORANG YANG BERUNTUNG. Dan barangsiapa ringan
timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya
sendiri, karena mereka mengingkari ayat ayat kami. (Q.S al A’raf 8-9).
Wallahu
A'lam. (3.588).
Syaikh
Abdulmuhsin al Qasim memberi nasehat : Janganlah engkau meremehkan amal shalih
apapun yang engkau lakukan, meskipun sedikit dalam pandanganmu. Bisa jadi ia
(amal shalih yang kecil itu) sebagai sebab masuknya dirimu ke dalam surga.
(Khutuwat Ilas Sa'adah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar