Minggu, 21 September 2025

BERUSAHA KERAS AGAR TIDAK MEMBAWA DOSA KETIKA DIWAFATKAN

 

BERUSAHA KERAS AGAR TIDAK MEMBAWA DOSA KETIKA DIWAFATKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, manusia diciptakan dalam keadaan lemah yaitu sebagaimana dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :


وَخُلِقَ ٱلْإِنسَٰنُ ضَعِيفًا

Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah. (Q.S an Nisa’ 28.)

Syaikh as Sa'di berkata : Jadi sungguh manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah. Syaikh as Sa’di berkata : Manusia itu adalah lemah dalam hal fisik, lemah dalam berkehendak, lemah dalam bertekad dan lemah dalam iman dan kesabaran (Lihat Tafsir Kariimir Rahman).

Dengan keadaannya yang lemah termasuk lemah iman dan kesabaran maka mudah terjatuh kepada keburukan dan dosa. Apalagi manusia itu memiliki hawa nafsu yang cenderung kepada keburukan dan juga syaithan yang selalu berusaha untuk mengelincirkan kepada maksiat dan dosa.

Sungguh dalam satu hadits qudsi disebutkan bahwa Allah Ta'ala berfirman tentang keadaan manusia yang berbuat dosa : 

 يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian semuanya melakukan dosa pada malam dan siang hari, padahal Aku Maha mengampuni dosa semuanya. Maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni kalian. (H.R Imam Muslim).

Dari zhahir hadits ini dapat diambil pemahaman bahwa manusia hakikatnya sering berbuat dosa. Oleh karena itu menjadi kewajiban penting untuk terus menerus memohon ampun agar tidak membawa dosa ketika diwafatkan.

Sungguh sangatlah banyak kesempatan memohon ampun yang  diajarkan dalam syariat Islam, diantaranya :

Pertama : Setelah shalat fardhu beristighfar 3 kali.

Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

كَانَ رَسولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاثَاً ، وَقَالَ :  اللَّهُمَّ أنْتَ السَّلاَمُ ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ ، تَبَارَكْتَ يَاذَا الجَلاَلِ وَالإكْرَامِ قِيلَ لِلأوْزَاعِيِّ – وَهُوَ أحَدُ رواة الحديث – : كَيْفَ الاسْتِغْفَارُ ؟ قَالَ : يقول : أسْتَغْفِرُ الله ، أسْتَغْفِرُ الله .

Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam selesai dari shalatnya (shalat fardhu, pen.), beliau BERISTIGHFAR TIGA KALI dan mengucapkan : “ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAARAKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM” (Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Rabb Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).

Ada yang bertanya pada al Auza’i, yaitu salah satu perawi hadits ini : Bagaimana cara beristighfar ?. Al Auza’i menjawab : Caranya membaca ASTAGHFIRULLAH … ASTAGHFIRULLAH (Aku memohon ampun kepada Allah. Aku memohon ampun kepada Allah).  H.R Imam Muslim.

Kedua : Setelah shalat dhuha beristighfar 100 kali.

Sebagaimana hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat Dhuha, beliau mengucapkan :

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

مائة مرة  حتى  قالها

Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.  

Sampai beliau membacanya seratus kali. (H.R Imam Bukhari dalam al Adab al Mufrad, Syaikh al Albani mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih).

Ketiga : Pada dzikir pagi dan petang beristighfar 100 kali.

 

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

    

Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Selain itu ketahuilah bahwa hakikatnya kewajiban memohon ampun adalah setiap saat tanpa dibatasi jumlah. Dan juga ada kesempatan yang sangat dianjurkan untuk memohon ampun yaitu di sepertiga malam terakhir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan perkara ini dalam sabda beliau :

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman : Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Sungguh dengan banyak beristighfar, semoga Allah Ta'ala mengampuni dosa dosa kita sebelum wafat dan tidak dibawa ke akhirat.

Wallahu A'lam. (3.600).

 

 

 

 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar