Kamis, 31 Agustus 2023

PUASA AWAL DAN AKHIR TAHUN HIJRIYAH TIDAK DISYARIATKAN

 

PUASA AWAL DAN AKHIR TAHUN HIJRIYAH TIDAK DISYARIATKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, melakukan ibadah puasa sunnah yang disyariatan adalah  sangat baik dan sangat dianjurkan. Dan sangatlah banyak keutamaan melakukan puasa termasuk puasa sunnah. Diantaranya sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau : 

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka. (H.R Imam Ahmad dan al Baihaqi)

Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api neraka. Hal ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (Lihat al Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah).

Rasulullah Salallahu alaihi Wasallam juga bersabda :  

ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا

Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh musim karena puasanya itu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Sa’id al Khudri)

Maksud sabda Nabi tentang 70 musim adalah perjalanan 70 tahun, sebagaimana disebutkan Ibnu Hajr Ashqalani dalam Fathul Bari.

Tetapi ketahuilah bahwa berpuasa di awal bulan Muharram karena masuknya tahun baru hijriyah termasuk sesuatu yang diada adakan. Demikian pula puasa akhir tahun tahun hijriyah, tidak disyariatkan. Sesuatu yang dibuat-buat yang tidak berpijak pada dalil yang shahih. Barangkali sebagian mereka berdalil dengan sebuah hadits yang berbunyi : 

مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ, وَأَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ, فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ بِصَوْمٍ وَافْتَتَحَ السَّنَةَ الْمُسْتَقْبَلَةَ بِصَوْمٍ, جَعَلَ اللهُ لَهُ كَفَّارَةً خَمْسِيْنَ سَنَةً

Barangsiapa yang puasa pada akhir hari Dzulhijjah dan puasa awal tahun pada bulan Muharram, maka dia telah menutup akhir tahun dengan puasa dan membuka awal tahunnya dengan puasa. Semoga Allah manghapuskan dosanya selama lima puluh tahun.

Hadits ini adalah hadits yang palsu menurut timbangan para ahli hadits. (Lihat al A’lai al Mashnu’ah, Imam as Suyuti, al Fawaid Majmu’ah, Imam asy Syaukani. Lihat juga Kitab Kritik Hadits hadits Dha’if, ustadz Abu Ubaidah as Sidawi)

Wallahu Alam. (3.077)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar