Selasa, 15 Agustus 2023

INGAT KEWAJIBAN JIKA DILAPANGKAN RIZKI

 


INGAT KEWAJIBAN JIKA DILAPANGKAN RIZKI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh tentang rizki, Allah Ta'ala telah membagi sesuai kehendak-Nya semata. Allah Ta'ala berfirman :

ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S al Ankabut 62)

Nah, ketika seorang hamba dilapangkan rizkinya maka ada beberapa kewajiban utama yang tidak boleh dilalaikan, diantaranya adalah :

Pertama : Jangan melalaikan kewajiban mengeluarkan zakat.  Ketika mendapat rizki lebih maka jangan lalai menunaikan kewajiban zakat harta. Allah Ta'ala berfirman :

خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan mensucikan mereka  dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S at Taubah 103).

Selain itu, juga sangat dianjurkan memberikan infak dan sedekah kepada yang membutuhkan meskipun tidak wajib. Allah Ta'ala berfirman :


وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (az Zaariyat 19).

Kedua : Jangan boros dan mubadzir. Al Imam Ibnu Abidin menjelaskan : Boros adalah menggunakan harta untuk sesuatu yang benar, namun melebihi batas yang dibenarkan. sedangkan mubadzir adalah menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak benar. (Hasyiyah Ibnu Abidin).

Ketika seseorang diberi harta yang lebih maka sangatlah dianjurkan untuk tetap menjauh dari sifat israf atau boros dan tabdzir atau mubadzir. Sungguh Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam firman-Nya berikut ini :


وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا.إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

Jangan melakukan perbuatan tabdzir. Sesungguhnya para mubadzir itu temannya syaithan. Dan syaithan itu sangat ingkar kepada Rabb-nya. (Q.S al Isra: 26-27).

Dan juga Allah Ta'ala berfirman :

وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Dan jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih lebihan. (Q.S al A'raf 31).

Ketiga : Kewajiban bersyukur dengan rizki yang diberikan Allah Ta'ala yaitu dengan menggunakan nikmat rizki itu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah serta mencari ridha-Nya. Allah Ta'ala berfirman :  

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah)  ketika Rabbmu memaklumkan sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti  Kami menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzab-Ku amat pedih. (Q.S Ibrahim 7) 

Wallahu A'lam. (3.066)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar