Sabtu, 26 Agustus 2023

SUNGGUH KEADAAN SENANG DAN SUSAH SILIH BERGANTI

 

SUNGGUH KEADAAN SENANG DAN SUSAH SILIH BERGANTI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap orang yang menjalani hidup di dunia akan mengalami dua keadaan yaitu KEADAAN SENANG DAN KEADAAN SUSAH. Hampir tidak ada orang yang selalu dalam keadaan yang menyenangkan dan juga tidak selalu dalam keadaan yang menyusahkan.

Dengan keadaan yang silih berganti ini maka orang bijak berkata kepada dirinya :  SEMUA KEADAAN SENANG ATAU SUSAH PASTI AKAN BERAKHIR. Dengan begitu mereka tidak terlalu gembira jika didatangi kesenangan dan tidak terlalu sedih jika didatangi kesusahan.

Selanjutnya, perhatikanlah firman Allah Ta’ala berikut ini : 

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).

Imam Ibnul Qayim al Jauziyah berkata : Didalam ayat ini terkandung banyak hikmah, diantaranya : (1) Apabila seorang hamba mengetahui bahwa sesuatu yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang dicintaInya. (2) Sesuatu yang dicintainya terkadang mendatangkan sesuatu yang dibencinya. (Fawaidul Fawaid).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di berkata : Ayat dalam surat al Baqarah 216 ini adalah umum lagi luas. Bahwa perbuatan perbuatan baik yang dibenci oleh jiwa manusia karena ada kesulitan padanya, itu adalah baik tanpa diragukan lagi. Dan perbuatan perbuatan buruk yang disenangi oleh jiwa manusia karena apa yang diperkirakan olehnya bahwa padanya ada keenakan dan kenikmatan ternyata (berakibat) buruk tanpa diragukan lagi. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Sungguh Allah Ta’ala mengetahui dan menetapkan segala sesuatu yang terbaik bagi hamba hamba-Nya yang beriman. Semua yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan didatangkan Allah Ta’ala hanyalah sebagai ujian, sebagaimana firman-Nya : 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

 

Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengui kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Q.S al Anbiya’ 35).                                                                                                                                             

Ibnu Jarir menukil perkataan Ibnu Abbas : Kami (Allah Ta’ala) akan menguji kalian dengan kesempitan dan kelapangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan. Dengan sesuatu yang halal dan yang haram, ketaatan dan kemaksiatan petunjuk dan kesesatan.

Ibnu Zaid berkata : Kami akan menguji mereka dengan sesuatu yang mereka sukai dan mereka benci. Kami akan menguji mereka dengan semua itu untuk mengetahui TINGKAT KESYUKURAN mereka terhadap hal hal yang mereka cintai dan TINGKAT KESABARAN mereka terhadap hal hal yang mereka benci. (Tafsir Ibnu Jarir at Thabari).

Oleh karena itu hamba hamba Allah senantiasa menerima semua keadaan yang ditetapkan Allah Ta'ala dengan hati lapang. Allah Ta'ala telah mengingatkan  firman-Nya : 

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

 Agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu bergembira terhadap yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S al Hadiid 23).

Wallahu A'lam. (3.072)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar