Minggu, 20 Maret 2022

SIKAP YANG DIANJURKAN KETIKA HARGA BARANG KEBUTUHAN NAIK

 

SIKAP YANG DIANJURKAN KETIKA HARGA BARANG KEBUTUHAN NAIK

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hakikatnya, tak ada orang orang yang suka dengan terjadinya kenaikan harga barang apalagi barang kebutuhan pokok seperti sembako. Oleh karena itu ketika ada kabar barang kebutuhan naik maka biasanya muncul berbagai komentar, analisa tentang sebab sebab terjadinya. Biasanya ada pihak pihak yang disalahkan meskipun belum tentu pihak yang dimaksud bersalah.

Kenapa ?, karena biasanya komentar atau analisa itu juga muncul dari orang orang yang tak paham penyebab yang sebenarnya. Lalu semangatnya muncul untuk menyalahkan bahkan mencela si Fulan atau kelompok si Fulan di media sosial.

Memang ada kemungkinan bahwa penyebabnya adalah kelakuan buruk si Fulan ini dan si Fulan itu. Mungkin produsen, distributor bahkan bisa jadi juga tersebab kebijakan yang keliru. Bisa jadi juga karena kepentingan duniawi berbagai pihak.

Tetapi ketahuilah bahwa kenaikan harga barang baik kebutuhan primer atau yang bukan primer dari dahulu juga terus ada. Lihatlah, beberapa tahun yang lalu harga mi instant per bungkus 250 rupiah dan sekarang sekitar 3.000 rupiah. Ternyata masih bisa dibeli. Tahun 1974 speda motor BARU merk terkenal harganya 250.000 rupiah. Iya dua ratus lima puluh ribu rupiah. Sekarang harganya diatas 15 juta rupiah. Tetapi masih banyak bahkan tambah banyak yang bisa membeli speda motor.

Oleh karena itu seorang hamba JANGAN TERLALU GUSAR DAN GUNDAH  dengan kenaikan harga barang barang kebutuhn. Insya Allah bisa dibeli dengan rizki yang dijamin oleh Allah Ta’ala sebagaimana firman-Nya :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. (Q.S Huud 6). 

Syaikh as Sa’di antara lain menafsirkan ayat ini bahwa semua (makhluk)  yang merayap dimuka bumi baik manusia, binatang didaratan atau dilautan maka Allah telah menjamin rizki dan makan mereka. Rizki mereka menjadi kewajiban Allah. Semuanya diliputi oleh ilmu Allah dicatat oleh pena-Nya. Berlaku padanya kehendak Allah dan manusia tetap harus yakin kepada Allah yang menjamin rizkinya.

Ketahuilah bahwa  ada beberapa sikap yang dianjurkan kepada hamba hamba Allah pada saat terjadi kenaikan harga barang kebutuhan :

Pertama : Terima dengan lapang dada.

Ribut tidak ribut, heboh tidak heboh, mengeluh ataupun tidak mengeluh kenaikan itu sudah terjadi. Sungguh SEGALA SESUATU TERJADI HAKIKATNYA  adalah ketetapan Allah Ta’ala termasuk kenaikan  harga barang kebutuhan meskipun diantara penyebabnya ada yang kita ketahui. Allah Ta’ala berfirman :

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami melainkan APA YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH BAGI KAMI. (Q.S at Taubah 51).

Kedua : Tetap bertakwa kepada Allah Ta’ala.

Ketika harga barang kebutuhan banyak yang naik, dan kita sebagai konsumen atau pemakai tak mampu untuk mencegahnya. Oleh karena itu tetaplah bekerja dan berusaha agar Allah Ta’ala menambah rizki  sehingga tetap  mampu memenuhi kebutuhan dan diri, keluarga dan orang orang yang menjadi tanggungan kita.

Ketahuilah bahwa cara yang sangat baik untuk mendapatkan tambahan  rizki adalah dengan senantiasa menjaga ketakwaan kepada Allah Ta’ala.   Diantara buah dari bertakwa kepada Allah adalah bahwa Dia   akan memberi jalan keluar dan membukakan pintu rizki. Allah Ta’ala berfirman : 

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberi rezki dari arah yang tidak disangkanya. (Q.S ath Thalaq 2-3).

Ketiga : Perbanyak memohon ampun.

Ketika seorang hamba menghadapi berbagai kesulitan maka perbanyak memohon ampun. Allah Ta’ala berfirman :

يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا  فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka : Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya dia adalah Maha Pengampuni. Niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat DAN MEMPERBANYAK HARTA dan anak anakmu, dan mengadakan untukmu kebun kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)  untukmu sungai sungai. (Q.S Nuh 10-12).

Imam al Qurtubi dalam kitab tafsirnya menyebutkan dari Ibnu Subaih bahwa  ada orang yang datang kepada Imam Hasan al Basri minta didoakan untuk diberi kebaikan karena mereka mengalami berbagai kesulitan dalam hidupnya. Seorang diantaranya   datang mengadukan keadaannya yang kekurangan  harta dan minta di doakan agar diberi tambahan harta atau tambahan rizki. Imam Hasan al Bashri berkata kepada mereka : ISTIGHFARLAH ENGKAU KEPADA ALLAH.

Keempat : Tetap bersyukur dengan nikmat atau rizki yang ada. Allah Ta’ala  berfirman :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat pedih. (Q.S Ibrahim 7).

Tentang surat Ibrahim ayat 7 ini, Syaikh as Sa’di berkata : Bersyukur hakikatnya adalah pengakuan hati terhadap nikmat nikmat Allah dan memuji Allah karena nikmat-Nya serta mempergunakan nimat itu DALAM KERIDHA-AN ALLAH. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Ibnu Mas’ud seorang sahabat yang mulia memberikan penjelasan tentang   firman Allah : “Aku akan menambah nikmat kepadamu”   Allah Ta’ala akan menambah, maknanya adalah : Nikmat yang sudah ada (padamu) tidak diambil dan akan diberikan pula tambahannya. 

Imam Ibnul Qayyim berkata : Allah menjadikan sikap bersyukur sebagai SALAH SATU SEBAB BERTAMBAHNYA RIZKI,  pemeliharaan dan penjagaan atas nikmat-Nya (pada orang yang bersyukur), yaitu  tangga bagi orang bersyukur menuju Dzat yang disyukuri. (Lihat Minhajus Saalikin).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.575)

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar