Jumat, 25 Maret 2022

ADAKAH TANDA AMAL SEORANG HAMBA DITERIMA ALLAH TA'ALA ?

 

ADAKAH TANDA AMAL SEORANG HAMBA DITERIMA ALLAH TA’ALA ?

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sebagai bukti nyata kepatuhan kita kepada Allah Ta’ala maka setiap waktu kita melakukan ibadah atau amal shalih sebagaimana yang disyariatkan. Dalam beramal shalih kita berusaha melakukan DENGAN IKHLAS, MENGHARAP PAHALA SERTA ITTIBA’ YAITU MENGIKUTI CARA YANG DIAJARKAN OLEH RASULULLAH SALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM. Sungguh syarat diterima amal shalih adalah IKHLAS DAN ITTIBA’.

Ketahuilah bahwa amal shalih yang dilandasi iman adalah modal paling utama bagi hamba hamba Allah untuk kembali ke kampung akhirat dengan selamat. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih akan mendapatkan surga yang mengalir dibawahnya  sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj 11).

Lalu ketika kita telah beribadah atau melakukan amal shalih maka kita sungguh sungguh bermohon kepada Allah Ta’ala, diantaranya adalah  doa dari  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam yang biasa beliau baca setelah shalat shubuh : 

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, aku bermohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah, dari Ummu Salamah).

Sungguh kita telah melakukan amal shalih dan selalu bermohon kepada Allah Ta’ala   agar amal shalih kita diterima. Tetapi  kita tidak tahu apakah amal shalih kita diterima dan bernilai di sisi Allah Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa ada amal shalih yang diterima dan diberi ganjaran tidak penuh, sebagaimana sabda beliau, dari Abu al Yasar Ka’b bin Amr as Sulami :

مِنْكُمْ مَنْ يُصَلِّى الصَّلَاةَ كَامِلَةً وَ مِنْكُمْ مِنْ يُصَلِّى النِّصْفَ وَ الثُّلُثَ وَ الرُّبُعَ وَ اْلخُمُسَ حَتَّى بَلَغَ اْلعُشْرَ

Di antara kalian ada yang shalat secara sempurna, di antara kalian ada yang memperoleh pahala separuhnya, sepertiganya, seperempatnya, seperlimanya hingga sepersepuluhnya. (H.R an Nasa’i, di hasankan oleh Syaikh al Albani). 

Beliau juga mengingatkan bahwa ada amalan puasa yang tak dapat nilai kecuali lapar dan haus saja.

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ 

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga. (H.R ath Thabrani, Syaikh al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shhih ligairihi, yaitu shahih dilihat dari jalur lainnya).

Hakikatnya kita baru mengetahui bahwa amal shalih kita diterima mungkin juga sebagiannya ditolak adalah pada saat kita sudah tidak bisa MELAKUKAN AMAL SHALIH yaitu di negeri akhirat kelak pada Yaumul Hisab. Allah Ta’ala berfirman :

اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا   وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا

Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini, sebagai penghitung atas dirimu. (Q.S al Isra’ 13-14).

Namun demikian ada ulama atau orang orang berilmu yang menjelaskan tentang TANDA TANDA AMAL SESEORANG DITERIMA. Imam Ibnu Rajab al Hambali mengatakan : Sesungguhnya  jika Allah Ta’ala  MENERIMA AMAL IBADAH SEORANG HAMBA  maka Dia akan memberi taufik kepada hamba-Nya tersebut UNTUK BERAMAL SHALIH SETELAHNYA.   

Sebagaimana ucapan salah seorang dari mereka, yaitu ulama salaf : Ganjaran perbuatan baik adalah (taufik dari Allah  Ta’ala untuk melakukan) perbuatan baik setelahnya. Maka barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan pertanda diterimanya amal kebaikannya yang pertama.

Sebagaimana, barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia  mengerjakan perbuatan buruk setelahnya, maka itu merupakan pertanda tertolak dan tidak diterimanya amal kebaikan tersebut. (Latha’if Ma’aarif).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.584)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar