Jumat, 18 Maret 2022

KETIKA ADA PAMRIH ENGKAU TAK AKAN MAMPU MENCEGAH KEMUNGKARAN

 

KETIKA ADA PAMRIH ENGKAU TAK AKAN MAMPU MENCEGAH KEMUNGKARAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa diantara kewajiban utama orang orang beriman adalah ‘amar ma’ruf nahi munkar yaitu MENYURUH KEPADA KEBAIKAN DAN MELARANG BERBUAT MUNGKAR. Sungguh, perbuatan menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran ini adalah PANGKAL POKOK yang akan membuat tatanan yang baik dan keselamatan umat ini dan masyarakat pada umumnya.

Ketahuilah bahwa kerusakan bahkan kekacauan bisa terjadi sekiranya tak diantara orang orang berilmu yang berusaha menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Sungguh Allah Ta’ala mengingatkan orang orang beriman dalam firman-Nya : 

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaikyang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. (Q.S Ali Imran 110).

Tentang ayat ini, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di berkata :  (Umat ini) Mereka adalah sebaik baik manusia untuk manusia dalam nasehat dan cinta kepada kebaikan, dakwah, pengajaran, bimbingan, perintah kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Menyatukan kesempurnaan akhlak dan usaha dalam memberikan manfaat kepada mereka sesuai dengan kemampuan dan antara penyempurnaan jiwa dengan beriman kepada Allah dan menunaikan segala hak hak keimanan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dan khusus tentang mencegah kemungkaran Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua untuk berusaha mencegah kemungkaran sesuai yang kita mampu, yaitu sebagaimana sabda beliau :  

عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

Dari Abu Sa’id al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (H.R Imam Muslim).

Sungguh, perbuatan ‘amar ma’ruf nahi munkar adalah perbuatan mulia dan terpuji dalam syariat Islam. Oleh karena itu harus dilakukan dengan sikap yang terpuji pula yaitu NIAT IKHLAS UNTUK MENCARI RIDHA ALLAH. Dalam perkara ini, Syaikh Abdul Aziz bin as Sayyid Nada berkata : Seseorang yang menyuruh berbuat ma’ruf dan melarang berbuat munkar WAJIB MELURUSKAN NIATNYA SEMATA MATA KARENA ALLAH TA’ALA. Motivasi dalam menjalankan tugas ini hanya mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala.

Melaksanakan kewajiban dan menginginkan agar orang orang mendapat hidayah dari Allah Ta’ala. Orang tersebut akan meraih pahala yang sempurna dan Allah Ta’ala akan menjadikan kebaikan tersebut terus mengalir melalui usahanya. (Kitab Ensiklopedi Adab Islam).

Nah, ketika seseorang melakukannya DENGAN TUJUAN DUNIAWI dalam mengajak kepada yang ma’ruf dan berhenti dari yang mungkar BISA JADI DIA BANYAK BERTOLERANSI dalam arti dia bermudah mudah dan berani mengatakan yang buruk sebagai yang baik. Keadaan inilah yang sering terjadi di negeri kita saat ini.

Ketika ada seseorang yan berpangkat, punya jabatan penting dan berkuasa dan punya harta banyak lalu melakukan kemungkaran baik lisan maupun perbuatan maka datanglah pembelanya. Biasanya pembelanya adalah ORANG BERILMU YANG MUNAFIK. Para pembela ini akan berbicara lantang dengan mencari cari  mengemukakan BERBAGAI PEMBENARAN. Disampaikanlah pembenaran dan alasan yang tak logis, diluar akal sehat manusia umumnya. Dan yang lebih parah lagi dengan memakai dalil syariat secara keliru, suka sukanya.

Cuma saja pembenaran dan pembelaan yang dicari cari ini mudah terbaca sebagai sesuatu yang keliru berat bahkan oleh orang yang paling awam sekali pun. Dalam bahasa yang populer disebut : Ketahuan bohongnya. Lalu kenapa begitu rendah akhlak mereka yang membela kemungkaran ini KUNCI PALING UTAMA PENYEBABNYA ADALAH KARENA ADA PAMRIH UNTUK KEPENTINGAN DUNIANYA.

Kesimpulannya adalah jika seseorang punya ilmu, ustadz ataupun kiyai dan yang lainnya ketika mereka punya pamrih, kepentingan duniawi maka jangan berharap dia akan MENGAJAK KEPADA YANG MA’RUF DAN MENCEGAH YANG MUNGKAR. Bisa jadi melakukan yang sebaliknya. MENGAJAK KEPADA YANG MUNGKAR DAN MENCEGAH KEPADA YANG MA’RUF.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.574)     

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar