Minggu, 09 Januari 2022

TERGESA GESA DALAM SHALAT BISA MENGHALANGI KHUSYU'

 

TERGESA GESA DALAM SHALAT BISA MENGHALANGI KHUSYU’

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, shalat adalah ibadah paling utama bagi orang orang beriman yaitu merupakan RUKUN ISLAM KEDUA SETELAH SYAHADAT. Begitu penting dan   utamanya ibadah  shalat maka amal ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat  adalah shalat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

 قاَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ،

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya amal yang PERTAMA KALI DIHISAB pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. (H.R at Tirmidzi dan an Nasa’i).

Salah satu keadaan dalam shalat yang harus dipelihara dan dijaga  setiap  hamba adalah khusyu’ yaitu hadirnya hati ketika melaksanakan shalat. Sungguh,  Mahasuci Allah yang telah memberikan keberuntungan kepada orang yang mampu menghadirkan ke khusyu’an dalam shalatnya. Allah Ta’ala berfirman : 

الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ   قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ

Sungguh beruntunglah orang orang yang beriman, yaitu orang orang yang di dalam shalatnya khusyu’. (Q.S al Mukminun 1-2).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di menjelaskan tentang makna yang terkandung dalam ayat ini : 

(1) “Sungguh beruntunglah orang orang yang beriman”. Maksudnya mereka telah memperoleh kemenangan, kebahagiaan dan keberuntungan serta telah berhasil menggapai apa yang dicita citakan. Mereka itu adalah orang yang telah beriman kepada Allah Ta’ala dan membenarkan para utusan Allah. 

(2) Sebagian kesempurnaan sifat mereka adalah : “khusyu’ dalam shalatnya”.  Hakikatnya adalah hadirnya hati di hadapan Allah Ta’ala. Berusaha hadir untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Sehingga dengan itu hati menjadi tenang, jiwanya merengkuh ketenteraman, gerakan gerakannya menjadi tenang dan keberpalingannya berkurang, untuk menjaga kesopanan di hadapan Rabb-nya dan MENGHAYATI  SETIAP UCAPAN DAN GERAKAN SHALATNYA dari awal sampai selesai. (Lihat Tafsir Taiisir Karimir Rahman, dengan sedikit diringkas, peny.).

Jadi, setiap hamba harus waspada terhadap beberapa hal  yang bisa merusak atau menghambat kekhusyu’-annya dalam melaksanakan shalat. Ketahuilah bahwa orang yang tergesa gesa sehingga mengabaikan tuma’ninah dalam shalat akan TERHAMBAT DARI KEKHUSYU’AN DALAM SHALATNYA. Bahkan Rasulullah telah mengingatkan  bahwa yang tidak tuma’ninah disebut sebagai sejahat jahat pencuri dalam shalat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

 أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُوْدَهَا أَوْ قَالَ: لَا يُقِيْمُ صُلْبَهُ فِى الرُّكُوْعِ وَالسُّجُودِ.  

Sejahat jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya. Mereka (para sahabat) bertanya : Bagaimana dia mencuri dalam shalatnya ? Beliau menjawab : (Dia)  tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. (H.R  Imam Ahmad, lihat Shahihul Jami’). 

Jadi orang yang tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya atau tidak tuma’ninah karena shalat dengan terges gesa  disebut Rasulullah sebagai  pencuri dalam shalat.

Tuma'ninah adalah tenang sejenak setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu gerakan rukun shalat. Diantara makna lain dari  tuma’ninah adalah memberikan hak kepada setiap gerakan shalat secara sempurna.Tuma'ninah ketika rukuk berarti tenang sejenak setelah rukuk sempurna. Tuma’ninah setelah i’tidal berarti tenang sejenak pada saat i’tidal sebelum sujud.

Tuma’ninah ketika sujud berarti tenang sejenak setelah sujud sempurna dan juga harus tuma’ninah pada setiap perpindahan satu gerakan kepada gerakan lain. Nah, ketika seseorang shalat dengan tergesa gesa yang dilalaikan biasanya adalah tuma’ninah. Padahal tuma’ninah yang mendatangkan khusyu’ dalam shalat sulit untuk dicapai jika shalat tergesa gesa.

Ingatlah pesan Rasulullah Salalahu ‘alaihi Wasallam secara khusus tentang kewajiban mencontoh shalat beliau. Beliau bersabda :

 صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى

Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat (H.R Imam Bukhari).

Oleh sebab itu hamba hamba Allah hendaklah menjaga kekhusyu’-an dalam setiap shalatnya dan diantara penghalangnya adalah SHALAT TERGESA GESA dan mengabaikan tuma’ninah. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.508)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar