Senin, 17 Januari 2022

HAMBA ALLAH HENDAKLAH TERUS MENERUS BANYAK BERIBADAH

 

HAMBA ALLAH HENDAKLAH TERUS MENERUS BANYAK BERIBADAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika beribadah kepada Allah Ta’ala kita berusaha dengan sungguh sungguh untuk menjaga kualitas ibadah, agar ibadah kita menjadi ibadah yang paling  baik dan  bernilai disisi Allah Ta’ala. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan tentang kewajiban setiap hamba untuk beribadah dengan lebih baik, sebagaimana firman-Nya :

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu YANG LEBIH BAIK AMALNYA. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun (Q.S. al Mulk 2).

Imam Fudhail bin Iyadh mengatakan bahwa yang lebih baik amalnya  maksudnya adalah yang paling ikhlas dan yang paling benar amalnya. Selanjutnya  beliau berkata yang paling ikhlas dan paling  benar yakni : Sesungguhnya amalan apabila ikhlas tapi tidak benar maka tidak diterima, demikian juga apabila benar tetapi tidak ikhlas maka tidak pula diterima.

Orang yang ikhlas ibadahnya adalah yang beramal semata-mata karena Allah sedangkan yang benar adalah orang yang mencontoh Rasulullah dalam beramal. (Madaarijus Salikin)

Sungguh, selain menjaga kualitas ibadah, maka hamba hamba Allah hendaklah pula banyak beribadah. Ibadah adalah bekal paling utama seorang hamba menuju ke negeri akhirat dengan selamat yaitu sebagai pemberat timbangan kebaikannya. Allah Ta’ala berfirman : 

فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ  فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهٗۙ

Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang) Q.S al Qari’ah 6-7.

Allah Ta’ala berfirman :

وَٱلْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ ۚ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا يَظْلِمُونَ 

Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan) nya, mereka itulah orang orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri karena mereka mengingkari ayat ayat Kami.  (Q.S al A’raf 8-9).

Syaikh as Sa’di berkata : (orang yang beruntung) Yakni  orang yang selamat dari apa yang dibenci dan meraih apa yang diharapkan. Orang ang mendapat keuntungan besar dan kebahagiaan yang terus menerus. (Tafsir Tasir Karimir Rahman)

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah tetap bersemangat untuk banyak beribadah. Bersegeralah melakukan ibadah wajib dan menambahnya pula dengan ibadah ibadah sunnah. Sungguh semuanya itu akan menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.517).

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar