Kamis, 08 April 2021

SIFAT DAN KARAKTERISTIK HARTA DUNIA

 

SIFAT DAN KARAKTERISTIK HARTA DUNIA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Harta dunia berupa materi sangatlah menggiurkan, berasa indah dalam pandangan manusia. Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan. Yaitu wanita, anak anak, HARTA YANG BANYAK dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik (surga). Q.S Ali Imran 14.

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala mengabarkan bahwa manusia dihiasi dengan perkara perkara tersebut hingga mereka meliriknya dengan mata mereka dan mereka ilusikan manisnya dalam hati mereka. Jiwa jiwa mereka terbuai dengan kenikmatan kenikmatannya.

Dan setiap kelompok manusia itu condong kepada salah satu jenis dari jenis jenis kenikmatan tersebut yang sebenarnya mereka telah menjadikannya sebagai cita cita terbesar mereka dan puncak dari pengetahuan mereka. Padahal semua hanyalah kenikmatan yang sedikit yang akan lenyap dalam waktu sekejap. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketahuilah bahwa rizki berupa harta dunia beserta pernak perniknya memiliki sifat dan beberapa karateristik, diantaranya :  

Pertama : Banyak manusia yang rela kerja keras untuk mendapatkannya.

Untuk mendapatkan harta dunia, banyak manusia  mau banting tulang karena ada keinginan yang kuat untuk mendapatkan lebih banyak.  Bahkan ada pula  yang berani melanggar aturan Allah Ta’ala. Pada hal setiap hamba telah ditetapkan rizkinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ

Kemudian diutuslah Malaikat kepadanya (janin, pent.). Malaikat itu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan untuk menuliskan empat kalimat (ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah baginya), yaitu: (1) RIZKI, (2) ajal, (3) amal perbuatan dan (4) (apakah nantinya dia termasuk) orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang berbahagia (masuk surga). H.R Imam Muslim).

Kedua : Rizki atau harta dunia dibagi sesuai kehendak Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfiman :

أَوَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki) ?. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beiman. (Q.S az Zumar 52).

Ketiga : Harus kerja keras lagi setelah mendapatkannya.

Ketika telah mendapat harta yang banyak maka harus kerja keras pula untuk menghitung hitungnya  dan memperbanyaknya. Dan juga menjaga atau menyimpannya agar tidak rusak, agar tak diambil oleh orang yang tidak berhak dengan cara ditipu atau dicuri bahkan dirampok.

Keempat : Seringkali tak sempat memanfaatkan tapi harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta’ala.

Satu saat semua harta yang sudah dikumpulkan  itu terkadang belum sempat dinikmati, bisa jadi   sudah hilang, sirna atau  ditinggalkan  untuk orang yang masih hidup. Selanjutnya tetap harus DIPERTANGGUNG JAWABKAN di hadapan Allah Ta’ala. Dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ … عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا أَنْفَقَهُ

Tidak bergeser kaki seorang hamba pada hari Kiamat sampai ia ditanya tentang empat hal … tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan. (H.R at  Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh  al Albani).

Jika demikian sifat dan karakeristik harta dunia maka datang pertanyaan : Pantaskah hamba hamba Allah dilalaikan untuk mencari harta. Pantaskah kita menggunakan segala cara untuk mendapatkannya.  Sungguh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengingatkan dalam sabda beliau. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ

Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rizkinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rizki yang halal dan tinggalkan yang haram. (H.R Ibnu Majah no. 2144, dishahihkan oleh Syaikh al Albani.

Itulah sebagian sifat dan karakteristik dari harta dunia berupa rizki. Oleh karena itu hamba hamba Allah berusahalah mencari  rizki halal yang dijanjikan Allah Ta’ala.  JANGAN SAMPAI LALAI DALAM MENGINGAT ALLAH untuk mengejar rizki. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.278)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar