Senin, 19 April 2021

KISAH ABU HURAIRAH MENANGIS MENJELANG WAFAT

 

KISAH ABU HURAIRAH MENANGIS MENJELANG WAFAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Abu Hurairah yang memiliki nama asli Abdurrahman as Sakhr ad Dausi al Yamani adalah sahabat yang selalu bersama Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Sebenarnya Abu Hurairah termasuk sahabat yang agak belakangan masuk Islam yaitu pada umur 40 tahun, di tahun ke 7 H.

Namun demikian beliau adalah sahabat nomor satu dalam meriwayatkan hadits. Lima sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits adalah :  (1) Abu Hurairah, 5.374 hadits. (2) Abdullah bin Umar, 2.630 hadits. (3) Anas bin Malik, 2.266 hadits. (4) Aisyah, 2.210 hadits. (5) Abdulllah bin Abbas, 1.660 hadits. (Lihat Ensiklopedi Islam 2/45).

Abu Hurairah tak menulis atau mencatat  hadits tapi menyimpan dengan kuat DALAM HAFALANNYA. Tentang banyaknya hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dia berkata : Sungguh kalian mengatakan bahwa aku Abu Hurairah memperbanyak hadits dari Rasulullah dan mengatakan bahwa mengapa kaum Muhajirin dan kaum Anshar tidak meriwayatkan sepertinya ?. Sungguh saudara saudaraku Muhajirin dulu disibukkan dengan urusan perdagangan di pasar dan saudaraku kaum Anshar dulu disibukkan dengan mengurus hartanya (kebun dan ternaknya, peny.)

Sedangkan aku dahulu seorang yang miskin dan termasuk ahli Shuffah. Aku mendampingi Rasulullah sepenuh perutku sehingga aku hadir ketika mereka absen dan aku hafal ketika mereka lupa.    

Dan juga  yang menyadi penyebab banyaknya Abu Hurairah meriwayatkan adalah karena beliau pernah didoakan Rasulullah Salallahu ‘alaihhi Wasallam agar dikuatkan daya ingatnya. Dalam satu hadits disebutkan sebagai berikut : 

 عن أبي هريرة قال قلت يا رسول الله إني أسمع منك حديثا كثيرا أنساه قال ابسط رداءك فبسطته قال فغرف بيديه ثم قال ضمه فضممته فما نسيت شيئا بعده حدثنا إبراهيم بن المنذر قال حدثنا ابن أبي فديكبهذا أو قال غرف بيده فيه

Dari Abu Hurairah, aku berkata, wahai Rasulullah, aku telah mendengar dari engkau banyak hadits namun (terkadang) aku lupa. Beliau lalu bersabda : Hamparkanlah selendangmu. Maka aku menghamparkannya, beliau lalu seolah menciduk sesuatu dengan tangannya, lalu bersabda : Ambillah (selendangmu).

Aku pun mengambilnya, maka sejak itu aku tidak pernah lupa lagi. Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al-Mundzir berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik dengan redaksi seperti ini, atau dia berkata, Menuangkan ke dalam tangannya. (H.R Imam Bukhari).

Dalam hal ibadah, rumah beliau tidak pernah kosong dari shalat malam. Perhatikanlah kisah bagaimana Abu Hurairah yang menjaga shalat malam  di rumahnya. Abu Utsman an Nahdi, dia berkata : Aku pernah bertamu pada Abu Hurairah beberapa hari. Aku lihat Abu Hurairah, istrinya dan pembantunya senantiasa membagi malam menjadi tiga untuk shalat. Apabila yang satu telah shalat lalu membangunkan yang lain. (Kitab Hiyatul Auliyaa).

Selain itu, beliau sangat teguh memegang wasiat Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Disebutkan dalam satu riwayat bahwa pada suatu hari Rasulullah Salallahu Salallahu ‘alaihi Wasallam berwasiat   tentang tiga hal kepada Abu Hurairah. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Dari Abu Hurairah, dia  berkata : Telah berwasiat kepadaku, kekasihku (Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam) untuk melakukan tiga hal yang TAK AKAN AKU TINGGALKAN  hingga meninggal dunia, yaitu : puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan tidur dalam keadaan telah melakukan shalat witir.  (H.R Imam Bukhari)

Syaikh Mahmud al Mishri berkata : Pada saat menjelang wafatnya beliau menangis. Lalu ditanya kenapa beliau menangis. Abu Hurairah memberi jawaban : Perjalanan menuju akhirat itu sangatlah panjang dan berat, tapi perbekalanku hanya sedikit. Jadi beliau takut kalau bekalnya tidak cukup. Bukankah jika seseorang akan melakukan perjalanan yang panjang dan berat memerlukan bekal yang banyak. (Rihlah ilad Darul Akhirah).

Jadi kesimpulannya, bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang menolong agama Allah dengan menjadi orang  nomor satu dalam meriwayatkan hadits.  Beliau bersama keluarga  senantiasa  menjaga shalat malam dan beliau sangat teguh dan istiqamah memegang wasiat Rasulullah.

Dan dalam satu riwayat disebutkan bahwa lebih dari  800 orang dari kalangan sahabat dan tabi’in mengambil hadits dari beliau. Namun demikian, ternyata beliau menangis menjelang wafat karena MERASA MASIH KURANG PERBEKALANNYA UNTUK MENEMPUH JALAN PANJANG MENUJU NEGERI AKHIRAT.   

Perhatikanah saudaraku, kalau sahabat selevel Abu Hurairah saja menangis menjelang wafat karena merasa kurang perbekalan menuju ke negeri akhirat, lalu bagaimana dengan kita. Oleh karena itu kita juga seharusnya BANYAK MENANGIS. Amal shalih kita sebagai bekal ke negeri akhirat MASIH SANGATLAH SEDIKIT. Sementara itu dosa dosa kita mungkin masih banyak yang belum diampuni Allah Ta’ala.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.288)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar