Rabu, 30 Desember 2020

TIDAK MUTLAK TAAT KEPADA PEMIMPIN

 

TIDAK MUTLAK TAAT KEPADA PEMIMPIN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia ditakdirkan Allah Ta’ala untuk hidup berkelompok. Diantara hikmahnya adalah untuk bisa saling tolong menolong dalam kebaikan. Kita mengetahui bahwa setiap kelompok memiliki pemimpin yang hakikatnya haruslah ditaati oleh orang orang  yang dipimpin.

Ketahuilah bahwa ketaatan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya adalah wajib dan mutlak disetiap waktu dan keadaan. Tetapi TAAT KEPADA PEMIMPIN TIDAKLAH MUTLAK. Allah Ta’ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ

Wahai orang orang yang beriman !. Taatilah Alah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan). Q.S an Nisa’ 59.

Imam Ibnu Katsir, dalam kitab Tafsirnya menukil satu hadits dari Ibnu Umar tentang ketaatan kepada pemimpin. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

اسَمْعُ وَالطَاعَةُ الْمَرْءِ المُسْلِمِ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ ، مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةِ ، فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةِ فلا سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ .

Dengar dan taat adalah kewajiban seorang Muslim, suka atau tidak suka, SELAMA TIDAK DIPERINTAHKAN BERBUAT MAKSIAT. Jika diperintahkan berbuat maksiat TIDAK ADA KEWAJIBAN MENDENGAR DAN TAAT. (H.R Abu Dawud).

Tentang surat an Nisa’ ayat 59 ini, Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan untuk TAAT kepada-Nya dan TAAT kepada Rasul-Nya. Dengan melaksanakan perintah yang wajib dan yang sunnah serta menjauhi larangan.

Allah Ta’ala juga memerintahkan untuk taat kepada para pemimpin yaitu yang memegang kekuasaan. Sesungguhnya tidaklah akan berjalan dengan baik urusan agama dan dunia manusia kecuali dengan taat kepada pemimpin sebagai suatu tindakan ketaatan kepada Alah Ta’ala dan mengharap apa yang ada di sisinya.

Akan tetapi ketaatan KEPADA PEMIMPIN DENGAN SYARAT BILA MEREKA TIDAK MEMERINTAHKAN ATAU MENGAJAK   BERMAKSIAT KEPADA ALLAH TA’ALA. TIDAK ADA KETAATAN KEPADA MAKHLUK DAN BERMAKSIAT KEPADA ALLAH TA’ALA.

Dan bisa jadi inilah rahasia dari dihilangkannya KATA KERJA “TAAT” pada perintah taat kepada pemimpin. Jadi syarat taat kepada pemimpin adalah bahwa apa yang mereka perintahkan BUKANLAH SUATU KEMAKSIATAN. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Jadi, ketaatan kepada pemimpin adalah kewajiban yang disyariatkan dengan syarat bahwa pemimpin tidak memerintahkan kepada maksiat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ

Tidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang makruf.  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Ali bin Abi Thalib).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.156).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar