Selasa, 18 Juli 2023

PENJELASAN ULAMA BESAR SAUDI TENTANG PERAYAAN TAHUN BARU HIJRIYAH

 

PENJELASAN ULAMA BESAR SAUDI TENTANG PERAYAAN TAHUN BARU HIJRIYAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa hari raya atau hari yang dirayakan dalam Islam ada dua sebagaimana penjelasan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ ىوَيَوْمَ النَّحْرِ

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata : Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr). H.R an Nasa’i dan Imam  Ahmad.

Lalu bagaimana dengan perayaan hari hari lainnya atau merayakan event tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang di zaman ini. Tentang perkara ini, sangat baik kalau kita memperhatikan penjelasan DUA ORANG ULAMA KIBAR SAUDI YANG MUMPUNI ILMUNYA, yaitu :

Pertama : Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah.

Beliau berkata : Perayaan malam isra’ mi’raj, malam nisfu Sya’ban, perayaan tahun baru hijriyah (peringatan hijrah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam), atau fathu Makkah dan perang Badar, semua itu termasuk bid’ah (mengada-ada dalam agama), karena perkara-perkara ini terjadi di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam namun BELIAU SENDIRI TIDAK MERAYAKANNYA.

Andaikan perayaan itu termasuk (cara) pendekatan diri kepada Allah Ta’ala tentunya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah merayakannya, atau memerintahkan para sahabat untuk merayakannya atau para sahabat sendiri yang merayakannya sepeninggal beliau, maka tatkala Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan sahabat tidak merayakannya kita pun mengetahui bahwa itu adalah bid’ah atau tidak disyari’atkan.

Dan perayaan-perayaan ini tidaklah dibenarkan walau tokoh-tokoh tertentu melakukannya, atau negeri tertentu melakukannya, semua itu bukan dalil yang membolehkan, dalil itu hanyalah ucapan Allah dan Rasul-Nya, atau atau ijma’ Salaf umat ini atau amalan al Khulafa ar Rasyidin radhiyallahu’anhum". (Fatawa Nuur ‘alad Darbi).

Kedua : Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin rahimahullah.

Beliau berkata : Wahai kaum muslimin, sungguh di hari-hari ini kita menyambut pergantian tahun baru Hijriyyah. Bukanlah termasuk sunnah (ajaran Nabi), kita mengadakan hari raya ketika memasuki tahun baru atau membiasakan mengucapkan selamat tahun baru. (Adh-Dhiya al Lami).

Selain itu ketahuilah bahwa tentang perayaan atau memperingati tahun baru hijriyah maka sebenarnya yang paling berkompeten merayakan tahun baru hijriyah adalah Khalifah Umar bin Khaththab. Kenapa ?, karena beliaulah INISIATOR ADANYA TAHUN BARU HIJRIYAH.

Tetapi tak ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau pernah merayakan datangnya tahun baru hijriah selama beliau menjadi khalifah. Kenapa ?, karena memang tidak disyariatkan. Kalau itu baik tentu beliau telah mengamalkannya dan juga bisa diikuti oleh  khalifah ataupun imam imam dan orang orang shalih setelah beliau. 

Wallahu A'lam. (3.053)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar