Sabtu, 06 November 2021

HARTA DUNIA WAJIB DIPERTANGGUNG JAWABKAN DI AKHIRAT

 

HARTA DUNIA WAJIB DIPERTANGGUNG JAWABKAN DI AKHIRAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala memberi rizki berupa harta adalah nikmat yang akan ditanya kelak di akhirat. Bahkan tentang harta  akan ditanya dua hal : (1) Dari mana didapat dan kemana dibelanjakan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا وَضَعَهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ

Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara. (Yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk apa ia gunakan, tentang HARTANYA DARIMANA DIA MENDAPATKAN DAN KEMANA DIA BELANJAKAN,  dan tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan. (H.R at Tirmidzi dan ad Darimi dari Abu Barzah al Aslami).

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan tentang harta, dapat dari mana dan dibelanjakan kemana yaitu :     

Pertama : Harta yang diraih dengan cara ketaatan kepada Allah dan dikeluarkan pada hak Allah, maka itu adalah sebaik baiknya harta.

Kedua : Harta yang diraih dengan cara maksiat kepada Allah dan dikeluarkan untuk maksiat juga kepada Allah, maka itu adalah seburuk buruk harta.

Ketiga : Harta yang diraih dengan cara menyakiti orang muslim dan dikeluarkan untuk menyakiti orang muslim pula, maka itu adalah harta yang buruk pula.

Keempat : Harta yang diperoleh dengan cara yang mubah (boleh) dan sah lalu dikeluarkan untuk keinginan yang kebutuhan yang juga mubah, maka itu adalah harta yang tidak dapat pahala dan tidak dapat dosa. (Fawaidul Fawaid)

Sungguh, barangsiapa yang memiliki harta dunia maka ringan atau sedikit pula hisabnya. Oleh karena itu hamba hamba Allah jangan terlalu bersedih dengan sedikitnya harta yang dimiliki. Carilah harta tapi jangan tergiur dengan harta yang berlimpah.   Diantara caranya adalah dengan menumbuhkan sikap qana’ah yaitu merasa cukup meskipun dengan yang sedikit.

Yang sering kita saksikan bahwa banyak orang yang membuat dirinya susah bahkan calaka karena tenggelam dalam urusan harta dunia dan berlomba mengejarnya. Kebanyakan orang susah dan  celaka karena ingin memiliki harta yang banyak. Sudah memiliki harta yang banyak tapi masih ingin dapat lebih banyak lagi. Akibatnya tak peduli dengan asal usul harta. Halal atau haram terkadang diabaikan, yang penting banyak karena merasa dengan memiliki harta yang banyak akan mendatangkan kebahagiaan (?).

Memang kebanyakan manusia di zaman ini tergiur dengan harta yang banyak tetapi seolah olah tak tergiur dengan hisab yang ringkas dan mudah serta bisa lebih awal masuk surga. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ

Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun. (H.R Ibnu Majah  dan at Tirmidzi dari Abu Hurairah).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.461)

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar