Kamis, 12 November 2020

BERLEMAH LEMBUTLAH KETIKA MENGINGATKAN KEPADA KEBAIKAN

 

BERLEMAH LEMBUTLAH KETIKA MENGINGATKAN KEPADA KEBAIKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Saling mengingatkan kepada kebaikan adalah perbuatan mulia dan sangat dianjurkan dalam syariat Islam. Namun demikian ketahuilah saudaraku, perbuatan mulia akan mendatangkan kemuliaan jika dilakukan dengan cara yang mulia pula .

Oleh karena itu ketika harus mengingatkan maka pakailah cara yang terpuji dan santun diantaranya adalah dengan MENGEDEPANKAN SIKAP LEMAH LEMBUT. Sungguh sikap lemah lembut mendatang banyak kebaikan, diantaranya :

Pertama : Allah Ta’ala mencintai lemah lembut.

Dari ‘Aisyah istri Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda :

يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ

Wahai Aisyah : Sesungguhnya Allah itu Mahalembut. Dia mencintai sikap lemah lembut. Allah akan memberikan pada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang keras dan juga akan memberikan apa-apa yang tidak diberikan pada sikap lainnya. (H.R Imam Muslim)

Kedua : Lemah lembut mendatangkan kebaikan.

Hamba hamba Allah akan senantiasa mencari bahkan mengejar kebaikan bagi diri dan bagi saudaranya. Dan salah satu cara mendapatkan kebaikan di sisi Allah Ta’ala adalah dengan MEMELIHARA SIKAP LEMAH LEMBUT. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam  bersabda :

 مَنْ يُحْرَمْ الرِّفْقَ يُحْرَمْ الْخَيْرَ

Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan. (H.R Imam Muslim).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga mengingatkan dalam sabda beliau :

 مَنْ يُحْرَمْ الرِّفْقَ يُحْرَمْ الْخَيْرَ

Orang yang dijauhkan dari sifat lemah lembut, maka ia dijauhkan dari kebaikan. (H.R Imam Muslim).

Ketiga : Lemah lembut akan menghiasi pribadi seseorang.

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa pada suatu kali ada orang Yahudi mengucapkan salam kepada Rasulullah, tapi diplesetkan yaitu dengan ucapan assamu ‘alaikum bukan assalamu ‘alaikum. Assamu ‘alaikum bermakna matilah engkau. A’isyah yang ada disitu jadi tersinggung dan berkata  kepada Yahudi itu : Matilah engkau dan laknat Allah bagi para keturunan babi dan kera.

Rasulullah tetap tenang dan mengingatkan A’isyah agar  berlemah lembut. Lalu beliau bersabda :

إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ

Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak berada pada sesuatu melainkan dia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, tidaklah sifat itu dicabut dari sesuatu, melainkan dia akan membuatnya menjadi buruk. (H.R Imam Muslim)

Sungguh kita mengetahui bahwa manusia yang paling durhaka kepada Allah adalah Fir’aun. Diantara kedurhakannya adalah memusuhi Nabi Musa, membunuh semua bayi laki laki. Puncaknya adalah dia mengaku sebagai tuhan dengan berkata : Ana rabbakumul a’la. Aku adalah tuhanmu yang paling tinggi. 

Karena sudah melampaui batas maka Allah mengutus Nabi Musa dan Harun mendatangi Fir’aun untuk memberi nasehat. Allah Ta’ala berfirman : 

ٱذْهَبَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

 

Pergilah kalian (Musa dan Harun) kepada Fir’aun (untuk memberi peringatan atau nasehat), sesungguhnya dia telah melampaui batas. Berbicaralah kepadanya dengan lemah lembut. Mudah-mudah dia sadar (atas kesalahannya) atau takut (kepada Allah) Q.S Thaaha 43-44).

Wajiblah bagi kita mengambil pelajaran  berharga dari ayat yang mulia ini,  bahwa terhadap manusia yang paling durhaka seperti Fir’aun, Allah mengutus Nabi Musa dan Harun  dan diperintahkan  untuk MENGINGATKAN FIR’AUN DENGAN LEMAH LEMBUT.

Ketahuilah bahwa saudara saudara kita yang dengannya kita bergaul, bermuamalah  dan terkadang perlu  mengingatkan mereka, maka tentulah mereka lebih pantas untuk mendapatkan kelemah lembutan dari kita.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.120)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar