Minggu, 15 November 2020

APAKAH DUNIA SANGAT BERHARGA SEHINGGA PERLU DIKEJAR

 

APAKAH DUNIA SANGAT BERHARGA SEHINGGA PERLU DIKEJAR ??

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sebagian besar manusia di zaman ini senantiasa berjuang keras bahkan seperti racing atau balapan untuk mendapatkan dunia dengan segala pernak perniknya. Seolah olah semua perhiasan dunia ingin didapatkan, ingin dikumpulkan seperti pangkat, jabatan, popularitas, harta dan yang lainnya.

Ketahuilah bahwa dunia itu hanya permainan dan senda gurau. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan tidaklah kehidupan dunia kecuali hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kalian tidak mau berpikir ?. (QS. Al-An’am: 32).

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia dan akhirat. Hakikat kehidupan dunia adalah sekadar permainan dan senda gurau, permainan dengan anggota badan dan senda gurau dalam masalah hati .

Hati akan menjadi bingung dan bimbang karena dunia. Jiwa pun akan berusaha memiliki sesuatu yang dicintai serta memiliki keinginan yang kuat di dalamnya. Akhirnya akan menyebabkan seorang hamba sibuk dengan dunia SEPERTI ANAK ANAK YANG SIBUK DENGAN MAINANNYA. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Allah Ta’ala mengingatkan pula bahwa dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya yaitu sebagaimana firman-Nya :

وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Kehidupan dunia adalah kesenangan yang memperdaya. (Q.S Ali Imran 185).

 

Lalu seberapakah nilai dunia yang dikejar kejar oleh sebagian orang. Mereka ada yang sampai lupa akhirat karena semangatnya mengejar dunia. Padahal dunia itu jika dibanding dengan akhirat adalah seperti jari yang dicelupkan ke laut. Al-Mustaurid bin Syaddad Radhiyallahu anhu berkata :

 

 قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِى

الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kamu yang mencelupkan jari tangannya ini, perawi bernama Yahya menunjuk jari telunjuk, ke lautan, lalu hendaklah dia perhatikan apa yang didapat pada jari tangannya. (H.R Imam Muslim).
Selanjutnya perhatikanlah bagaimana Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan tentang keadaan dan nilai dunia, diantaranya :

 

Pertama : Tak senilai dengan sayap nyamuk.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir. (H.R at Tirmidzi, dia berkata, Hadits hasan shahih)

Kedua : Lebih hina dari bangkai anak kambing.

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa pada suatu kali Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  berjalan melewati pasar sementara banyak sahabat  berada di dekat beliau. Beliau berjalan lalu melewati bangkai anak kambing  yang  telinganya cacat.

Sambil memegang telinga anak kambing itu beliau bersabda : “Siapa diantara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham ?. Para sahabat berkata : Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang (bisa) kami perbuat dengannya.  Beliau bersabda : Apakah kalian mau jika (kambing) ini menjadi milik kalian ?. Para sahabat berkata : Demi Allah, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati. Lalu beliau bersabda :

 فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian. (H.R Imam Muslim)

Ketiga : Dunia dilaknat.

Dunia bukan hanya sekedar rendah dan tidak berharga tetapi dilaknat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

 أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَا فِـيْهَا إِلَّا ذِكْرُ اللهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِـمٌ أَوْ مُـتَـعَلِّـمٌ

Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada didalamnya, kecuali (1) Dzikir kepada Allah dan (2) Ketaatan kepada-Nya, (3) Orang orang yang berilmu atau (5) Orang yang mempelajari ilmu. (H.R Imam at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abdil Barr. Hadits ini Hasan)

Oleh karena itu utamakan atau fokuslah pada urusan akhirat. Jangan jadikan dunia sebagai tujuan hidup.  Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

 مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.

 

Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. (H.R Imam Ahmad,  Ibnu Majah,   Ibnu Hibban  dan al Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.122).

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar