Senin, 20 November 2017

SHALAT MENJAUHKAN ORANG BERIMAN DARI SIFAT MUNAFIK



SHALAT MENJAUHKAN ORANG BERIMAN 
DARI SIFAT MUNAFIK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Siapa yang disebut orang munafik ?. Munafik adalah orang yang berpura pura dan ingkar. Apa yang diucapkannya tidak sesuai dengan yang ada didalam hatinya dan dalam perbuatannya. Misalnya, lisannya mengaku beriman tetapi dalam hati dan tindakan dia ingkar atau kafir. (Ensiklopedi Islam).

Sungguh ini adalah sifat yang sangat buruk dan mendapat ancaman yang berat dari Allah Ta’ala. Mereka  akan ditempatkan pada lapisan neraka paling bawah. Allah berfirman : “Innal munaafiqiina fid darkil asfali minan naari, wa lan tajida lahum nashiira” Sungguh, orang orang munafik  itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S an Nisaa’ 145) 

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala melalui ayat ini memberitakan tentang kondisi akhir dari orang orang munafik yaitu bahwa mereka berada pada derajat yang paling rendah dari siksaan dan paling buruk keadaan hukumannya. Orang munafik berada dibawah seluruh kaum kafir. Karena mereka ini bersekutu dengan kaum kafir dalam kekufuran kepada Allah dan memerangi Rasul-Nya. Orang orang munafik itu melebihi kaum kafir dalam konspirasi yaitu membuat makar, tipu muslihat dan kemampuan untuk mempergunakan berbagai macam cara dalam memerangi kaum muslimin dalam bentuk yang tidak disadari dan tidak terlihat jelas. (Lihat Tafsir Kariimir Rahman).

Oleh karena itu seorang beriman sangatlah takut kalau kalau dia terjatuh kepada kemunafikan. Ketahuilah bahwa melaksanakan shalat wajib dan shalat sunnah adalah diantara cara yang bisa menjauhkan seorang beriman dari sifat munafik. Ini sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah Salalllahu ‘alaihi wasallam, diantaranya :   

Pertama : Tetap menghadiri shalat berjamaah.
Seorang yang beriman haruslah senantiasa berusaha melaksanakan shalat berjamaah bersama imam di masjid. Ini adalah salah satu cara menjauh dari sifat munafik karena orang munafik memang tidak suka menghadiri shalat berjamaah.

Rasulullah mengingatkan kita sebagaimana dijelaskan dalam sebuah  hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari  Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia  berkata : “Sungguh aku telah melihat kami (yaitu para shahabat), tidak ada yang absen darinya (shalat berjamaah), kecuali seorang munafik yang dikenal kemunafikannya”.

Kedua : Bersegera melakukan shalat wajib.
Jika waktu  shalat telah masuk maka orang orang beriman bersegera menuju tempat shalat dan berusaha mendapatkan takbiratul ihram imam dalam shalat berjamaah di masjid. Dengan demikian dia akan  terbebas dari sifat munafik.

Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, dia berkata,  bahwa Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang menunaikan shalat berjama’ah selama 40 hari dengan memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kemunafikan” (H.R at Tirmidzi).

Selain itu, ketahuilah bahwa orang munafik tak suka shalat malam. Qatadah  berkata : “Orang munafik itu sedikit sekali shalat malam.” Hal tersebut karena orang munafik hanya akan bersemangat melakukan suatu amal jika ada orang yang menyaksikannya. Jika tidak ada, maka motivasinya untuk beramal shalih pun hilang. 

Jadi, ketika ada seorang hamba mendirikan shalat malam, maka itu menjadi salah satu tanda bahwa  dirinya jauh dari sifat nifak.

Oleh karena itu orang orang orang beriman akan terus menerus menjaga shalatnya, terutama shalat fardhu di masjid dan juga tak mengabaikan shalat shalat sunnah. Insya Allah akan terjauh dari sifat munafik. Wallahu A’lam. (1.168)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar