Rabu, 22 November 2017

KENAPA MESTI HASAD



KENAPA MESTI HASAD

Oleh : Azwir B. Chaniago

Hasad atau dengki adalah merasa tidak suka atau benci bila melihat seseorang diberi nikmat oleh Allah. Allah berfirman : “Am yahsuduunan naasa ‘alaa maa aataahumullah minfadhlihi”. Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. (Q.S an Nisa’ 54).

Ini adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Penyakit ini bisa datang kapan saja dan mampu  menyerang siapa saja, orang kaya atau miskin, berpangkat atau bukan, berpendidikan tinggi atau tidak.

Penyakit ini terutama sekali akan membuat diri seseorang tidak bisa memperoleh perasaan gembira dan berbahagia. Kenapa bisa begitu. Iya, karena hasad atau dengki adalah perasaan tidak suka atau perasaan benci yang selalu ada dalam diri seseorang  yang dengki bila melihat orang lain diberi nikmat oleh Allah. Seolah olah mereka memusuhi nikmat Allah yang diberikan kepada seseorang.

Abdullah bin Mas’ud berkata : Janganlah kalian memusuhi nikmat-nikmat Allah. Lalu ada yang bertanya : Siapakah yang memusuhi nikmat nikmat Allah. Beliau menjawab : Yaitu orang orang yang dengki atas nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada sebagian manusia.

Ketahuilah bahwa penyakit hasad adalah termasuk dosa besar. Dan hasad tidak akan merubah takdir sedikitpun. Bahkan hasad hanya akan merugikan pelakunya dan menambah pahala dan mengangkat derajat orang dihasadi.
Diantara keburukan sifat hasad adalah :

Pertama : Hasad adalah akhlak atau perangai kaum Yahudi.
Hasad adalah perangai Yahudi dari dahulu sampai kapan pun. Allah berfirman : “Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa hasad dalam diri mereka” setelah kebenaran jelas bagi mereka.  (Q.S al Baqarah 109). 

Kedua : Hasad adalah bentuk pengingkaran terhadap ketetapan Allah.
Sifat hasad sangatlah tercela karena merupakan bagian dari pengingkaran terhadap apa yang telah Allah tetapkan. Orang yang hasad seolah olah tidak suka terhadap kelebihan ataupun kenikmatan yang diberikan Allah kepada seseseorang. Pada hal Allah Ta’ala memberikan karunia kepada yang Dia kehendaki. Allah berfirman : “Dan bahwa karunia itu ada di tangan Allah. Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (Q.S al Hadiid 29).
Allah berfirman : “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya. Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu”. (Q.S al Hijr 21).

Ketiga : Hasad adalah salah tanda lemahnya iman.
Seorang yang lemah imannya bisa jatuh kepada penyakit hasad. Jika seorang saudaranya mendapat karunia atau kenikmatan maka orang yang hasad tidak merasa senang. Pada hal Rasulullah telah mengingatkan dalam sabda beliau : “Laa yu’minu ahadukum hatta yuhibbu li akhiihi maa yuhibbu li nafsihi”. Tidaklah beriman seseorang dari kalian (tidak sempurna imannya) sampai dia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang dia cintai untuk dirinya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim). 

Oleh karena itu seorang hamba akan berusaha menjauhkan diri dari sifat hasad yang memang tak memang tak memiliki kebaikan sedikitpun. Rasulullah telah mengingatkan bahwa tidak ada kebaikan dalam hasad. Beliau bersabda : “Laa yazalun naasu bikhairin maa lam yatahaasaduu” Senantiasa manusia dalam kebaikan selama mereka tidak saling mendengki. (H.R Imam ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani) 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.171)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar