Kamis, 23 November 2017

BERBOHONG BUKANLAH AKHLAK ORANG BERIMAN



SUKA BERBOHONG BUKANLAH AKHLAK ORANG BERIMAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Berbohong adalah salah satu akhlak buruk yang ternyata masih dipelihara sebagian manusia di zaman ini. Sungguh sifat ini bukanlah akhlak orang orang beriman. 

Mereka yang berani berbohong umumnya adalah untuk mendapat sesuatu yang tak seberapa, diantaranya : (1) Untuk mendapatkan harta dan perhiasan dunia. (2) Untuk mengambil hak orang lain secara zhalim. (3) Menyembunyikan keburukan dirinya. (4) Membela orang orang yang bersalah dan mencelakakan orang orang yang jujur.
Sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan manusia untuk berlaku jujur dan benar. Wahai orang-orang yang beriman !.  Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Q.S at Taubah 119).

Rasulullah  mengingatkan umatnya agar selalu berlaku jujur. Dengan kejujurannya dia akan dicatat sebagai orang yang shiddiiq. Rasulullah bersabda : ’Alaikum bishshadqi, fainna shadqa yahdi ilal birri. Wa innal birra yahdi ilal jannati. Wamaa yazaalu rajulu yashduqu wa yataharaash shidqa hatta yuktaba ‘indallahi shiddiiqan.  Kalian haruslah berlaku jujur karena sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran maka ia akan dicatatat sebagai orang yang jujur disisi Allah (Mutafaq ‘alaihi).

Diantara keutamaan orang yang jujur adalah akan mendapat predikat shiddiqiyah yaitu suatu tingkatan dibawah tingkatan para Nabi. Allah berfirman : Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama dengan orang orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu para Nabi, shiddiqin, orang orang yang syahid dan orang orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik baiknya”. (Q.S an Nisa’ 69) 

Syaikh as Sa’di berkata : “Para shiddiqin”  dalam ayat ini disebutkan setelah urutan derajat kenabian. Mereka itu adalah orang orang yang kepercayaan mereka sempurna terhadap apa yang dibawa oleh para Rasul. Mereka mengetahui kebenaran dan mempercayainya dengan keyakinan diri  mereka serta merealisasikannya dengan perkataan, perbuatan, keadaan dakwah. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketahuilah bahwa berbohong adalah kebiasaan yang melekat pada diri orang orang munafik. Allah berfirman : “Wallahu yasyhadu innal munaafiqiina la kaadzibuun”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang orang munafik itu benar benar pendusta”. (Q.S al Munaafiquun 1).

Kita mengetahui bahwa betapa banyak manusia yang tercemar kehormatannya karena banyak berbohong. Mereka mendapat cemoohon dan olok olok dari orang banyak. Bahkan melalui media social dan beredar sangat luas. Lalu dia dan keluarganya menanggung malu yang luar biasa hebat. Tak tahu lagi bagaimana menyembunyikan kebohongannya. Apalagi dia akan dicatat sebagai pembohong di sisi Allah Ta’ala.

Imam Ibnul Qayyim, dalam Madaarijus Saalikin memberi nasehat tentang  hakikat dari kejujuran antara lain : Kejujuran, dengannya dapat dibedakan antara orang munafik dan orang beriman, para penghuni surga dan penghuni neraka. Kejujuran merupakan ruh amal, penjernih keadaan, penghilang rasa takut dan pintu masuk bagi orang orang yang akan menghadap Rabb Yang Mahamulia. Kejujuran tidaklah ia menghadapi kebatilan melainkan akan melawan dan mengalahkannya.

Oleh karena itu maka seorang beriman selalu berusaha menjauhkan diri dari perbuatan bohong meskipun sepintas kelihatan bisa mendatangkan manfaat duniawi baginya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.172).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar