Minggu, 26 November 2017

MENGHINDARKAN DIRI DARI ADZAB KUBUR



MENGHINDARKAN DIRI DARI ADZAB KUBUR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setelah seseorang diwafatkan Allah Ta’ala maka dia telah berpindah dari alam dunia kealam kubur atau alam barzakh. Jika dia orang beriman dan beramal shalih maka akan mendapat kenikmatan di alam kubur. Tetapi jika orang durhaka dan banyak berbuat maksiat serta melalaikan perintah Allah ketika di dunia maka tentulah dia akan memperoleh adzab di alam kuburnya. 

Sungguh adzab di  alam kubur benar adanya. Diantara dalilnya adalah firman Allah : “Sanu’adzibuhum marrataini tsumma yuradduuna ilaa ‘adzaabin ‘azhiim”. Nanti Kami (Allah) akan menyiksa mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar. (Q.S at Taubah 101).

Imam Juraij berkata : (Menyiksa mereka dua kali) yaitu adzab di dunia dan adzab di kubur. Baru kemudian mereka dikembalikan ke adzab yang besar yaitu adzab neraka (Dinukil dari Tafsir Ibnu Katsir).

Dari Ibnu Umar, Nabi bersabda : “Innal maiyita yu’adzabu bibukaa-I ahlihi ‘alaihi”. Sesungguhnya mayit itu akan di adzab (di kubur) karena ratapan keluarganya. (Muttafaqun ‘alahi). 

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan : “Al mayyitu yu’adzdzabu fi qabrihi niiha ‘alaihi”  Mayit itu akan diadzab di kuburnya dengan ratapan atasnya.

Sungguh kita sangatlah takut kepada adzab kubur. Oleh karena itu maka ketika masih berada di dunia kita  berusaha mempersiapkan iman dan amal shalih sehingga betul betul diajuhkan dari adzab kubur.

Lalu apa yang bisa dilakukan oleh seorang hamba. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin pernah ditanya bagaimana seseorang bisa selamat dari siksa atau adzab kubur. Beliau memberikan jawaban : Yaitu dengan melakukan amalan amalan shalih yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Dan suatu amalan disebut amalan shalih jika memenuhi dua syarat :

Pertama : Ikhlas (dalam beramal) karena Allah Ta’ala. Artinya seorang melakukan ibadah tidak memiliki maksud dan tujuan lain selain mencari ridha Allah Ta’ala dan dalam mencari kehidupan akhirat. Tidak bermaksud riya’ (pamer agar ibadahnya dilihat orang lain). Tidak sum’ah (agar ibadahnya didengar orang lain). Tidak pula menginginkan pujian manusia dan tidak menginginkan dunia (dengan ibadahnya).

Kedua : (Ibadah) yang dilakukan itu bukan suatu yang dibuat buat dalam agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.  Allah tidak akan menerima suatu ibadah kecuali yang diikhlaskan untuk-Nya dan sesuai dengan syari’at-Nya.

Dalil tentang kewajiban ikhlas yaitu :

(1) Firman Allah dalam hadits qudsi : “Anaa aghnasy syurakaa-i ‘an syirki, man ‘amila ‘amalan asyraka fiihi ma’ii ghairi taraktuhu wa syirkahu”.  Aku paling tidak butuh kepada sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan Aku dan yang selain Aku dalam amalan tersebut maka Aku tinggalkan dia bersama sekutunya. (H.R Imam Muslim no. 2985). 

(2) Dan berdasarkan sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam : “Man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amrunaa fa huwa raddun”. Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan dari ajaran kami maka amalannya tersebut tertolak. (H.R Imam Bukhari no. 2550 dan Imam Muslim no. 1718).

Selain kata beliau : Diantara yang bisa menjadi sebab seseorang terselamatkan dari siksa kubur adalah membersihkan diri dan bersuci dengan sempurna dari kencing saat selesai buang air kecil. 

Dalam shahih Bkhari dan shahih Muslim, dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa Nabi melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda : “Sungguh keduanya sedang diadzab dan mereka berdua diadzab bukan karena suatu yang besar. Salah seorang diantara mereka tidak menjaga diri dari air kencing dan sedangkan yang satu lagi dia pernah berjalan menebar namimah (melakukan adu domba, pen.) H.R Imam Bukhari no. 215 dan Imam Muslim no. 292).

Dalam hadits yang lain diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda : “Sucikanlah diri kalian dari air kencing karena kebanyakan siksa kubur itu disebabkan air kencing” (H.R Daruqutni).

Beliau, Syaikh Utsaimin menambahkan : Diantara hal yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah semakin sering memohon kepada Allah agar dilindungi dari adzab kubur. 
Nabi kita menyuruh kita untuk memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari empat hal saat kita duduk tasyahud dalam shalat. Kita dianjurkan untuk mengucapkan : Allahhumma inni a’udzubika min ‘adzaabi jahannama, wa a’udzubika min ‘adzaabil qabri, wa a’udzubika min fitnatil masiihid dajjali, wa ‘udzubika min fitnatil mahyaa wal mamaat”. Wahai Allah ! Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab jahannam. Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab kubur. Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari fitnah Dajjal dan dari fitnah dalam kehidupan dunia dan fitnah setelah kematian. (Fatawa Nur alad Dharb).

Semoga Allah Ta’ala memberi kita kekuatan untuk tetap dalam iman dan amal shalih yang menjauhkan kita dari adzab kubur dan adzab neraka. Dan kita juga bermohon kepada Allah Ta’ala agar dijadikan orang yang beruntung mendapatkan surga-Nya. 

Allah Ta’ala berfirman : Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Q.S Ali Imran 185).

Insya llah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.173)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar