Jumat, 01 September 2023

TAK BOLEH MERASA RIDHA TERHADAP KEMUNGKARAN

 

TAK BOLEH MERASA RIDHA TERHADAP KEMUNGKARAN

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Bagaimana semestinya sikap orang orang beriman ketika melihat kemungkaran telah dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau : 

عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

Dari Abu Sa’id al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (H.R Imam Muslim).

Dari zhahir ini kita mengetahui bahwa TIDAK BOLEH RIDHA DENGAN KEMUNGKARAN, paling tidak seorang beriman harus menolaknya dalam hatinya dengan menimbulkan rasa bencinya.

Jika seseorang tak mencegah kemungkaran semampunya yaitu minimal dengan hatinya (membenci kmaksiat dan kemungkaran) maka akan mendapat laknat  yaitu dijauhkan dari rahmat atau kasih sayang Allah Ta’ala. Sungguh Allah Ta’ala telah menjelaskan bagaimana orang orang Bani Israil dilaknat karena tidak melarang perbuatan mungkar di antara mereka yaitu sebagaimana firman-Nya : 

لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ عَلٰى لِسَانِ دَاوٗدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ

كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ

Telah dilaknat orang orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang perbuatan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amatlah buruk apa yang selalu mereka perbuat itu. (Q.S al Maidah 78-79).

Syaikh as Sa'di berkata : Artinya, mereka melakukan kemungkaran tetapi sebagian dari mereka tidak melarang sebagian yang lain MAKA PELAKU DAN YANG LAINNYA YANG MENDIAMKAN PADAHAL DIA MAMPU MENGINGKARINYA MAKA (KEDUDUKANNYA) ADALAH SAMA. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketahuilah bahwa adzab Allah juga akan menimpa orang orang yang tak melakukan kemungkaran karena mereka tak berusaha mencegah kemungkaran. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

«إِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ الْعَامَةَ بِعَمَلِ الْخَاصَةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانِيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوْهُ فَلاَ يُنْكِرُوْهُ فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَذَّبَ اللهُ الْعَامَةَ وَالْخَاصَةَ»

Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa masyarakat umum karena perbuatan orang-orang tertentu hingga masyarakat umum melihat kemungkaran di hadapan mereka sedang mereka mampu mengingkarinya tetapi mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka berbuat demikian maka Allah akan menyiksa masyarakat umum dan orang-orang tertentu itu. (H.R Imam Ahmad dan ath Thabrani).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Siapa saja yang ridha terhadap perbuatan suatu kaum maka dia akan dikumpulkan bersama mereka, seperti istri Nabi Luth dikumpulkan bersama mereka padahal dia tidak pernah melakukan homoseksual, karena hal itu memang tidak bisa dilakukan oleh wanita, tetapi ketika dia ridha dengan perbuatan mereka maka adzabpun menimpanya bersama mereka.  (Majmu’ul Fatawa).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa juga menceritakan satu kisah yang terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, yakni :  (Pada suatu kali) dilaporkan kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz sekelompok orang yang tertangkap sedang minum khamar. Beliau lalu memerintahkan agar menghukum semua mereka dengan hukum cambuk. 

Lalu ada yang mengatakan : Diantara mereka (ada yang tidak ikut minum khamer, mabuk mabukan) karena ada yang sedang berpuasa. Umar bin Abdul Aziz berkata : Jadikan dia sebagai orang yang pertama kali mendapatkan hukuman cambuk diantara mereka. 

Kemudian Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkata : Tidakkah kalian mendengar  Allah Ta'ala telah berfirman, lalu beliau membacakan surat an Nisa’ ayat 140 : 

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلْكِتَٰبِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا۟ مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا۟ فِى حَدِيثٍ غَيْرِهِۦٓ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ

Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka.

Wallahu A'lam. (3.079).

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar