Rabu, 23 November 2022

KEWAJIBAN SETIAP HAMBA MENGINGAT ALLAH DI SETIAP WAKTU DAN KEADAAN

 

KEWAJIBAN SETIAP HAMBA MENGINGAT ALLAH DI SETIAP WAKTU DAN KEADAAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, salah satu kewajiban yang tidak boleh dilalaikan sedikitpun oleh setiap hamba Allah adalah berdzikir atau mengingat Allah Ta'ala di setiap waktu dan keadaannya.  Sangatlah banyak firman Allah Ta'ala yang mengingatkan tentang hal ini, diantaranya :

Pertama : Dalam surat al Baqarah 152. Allah Ta'ala berfirman :

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Maka INGATLAH KEPADA-Ku, Akupun ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.  

Kedua : Dalam surat Ali Imran 191. Allah Ta'ala berfirman : 

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ 

(Orang yang berakal yaitu) orang orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.

Ketiga : Dalam surat al Ahzab 41. Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Wahai orang orang yang beriman !. Berdzikirlah (dengan menyebut Nama) Allah, dzikir yang sebanyak banyaknya.

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan orang orang Mukmin agar berdzikir, mengingat-Nya sebanyak banyaknya dalam bentuk tahlil, tahmid, tasbih, takbir dan lain lainnya dari setiap bacaan  yang mengandung pendekatan diri kepada Allah. Minimalnya hendaklah seseorang menekuni dzikir pagi dan petang, dzikir setelah shalat lima waktu dan disaat saat kondisi tertentu dan sebab sebab khusus. Dan hendaknya hal ini ditekuni secara terus menerus sepanjang waktu dan dalam segala kondisi. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketahuilah bahwa salah satu bahaya besar akan mendatangi   orang orang yang  lupa untuk mengingat  Allah  Ta’ala maka orang itu  akan dijadikan lupa kepada diri  sendiri yaitu sebagaimana firman-Nya :

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan janganlah kamu seperti orang orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah MENJADIKAN MEREKA LUPA KEPADA DIRI MEREKA SENDIRI. Mereka itulah orang orang yang fasik (Q.S al Hasyr 19).

Imam Ibnu Katsir berkata : Janganlah kalian lupa untuk (mengingat) berdzikir kepada Allah sehingga Allah pun akan menjadikan kalian lupa berbuat untuk kepentingan kalian sendiri yang bermanfaat bagi kalian di akhirat kelak, karena sesungguhnya balasan itu sesuai dengan amal perbuatan. (Tafsir Ibnu Katsir). 

Selain itu ketahuilah bahwa sungguh dengan banyak berdzikir atau mengingat Allah maka seorang hamba akan mendapatkan hatinya tenteram dan terasa nyaman. Allah Ta'ala berfirman :

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).

Syaikh as Sa’di berkata : Makna firman Allah : “Tathma-iinul qulub”- hati menjadi tenteram,  adalah hilangnya segala sesuatu (yang berkaitan dengan) kegelisahan, dan kegundah-gulanaan dari dalam hati. Dan dzikir tersebut akan menggantikannya dengan rasa keharmonisan (ketenteraman), kebahagiaan dan kelapangan.

Dan maksud firman-Nya : "Alaa bi dzikrillahi tathma-innul quluub” adalah sudah nyata dan sudah sepantasnya hati (manusia) tidak akan pernah merasakan ketenteraman, kecuali dengan dzikir (mengingat) Allah. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dan juga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam berpesan agar orang beriman lisannya selalu basah dengan dzikir yaitu sebagaimana  sabda beliau :

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَليَّ ، فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبْثُ بِهِ قَالَ : لاَ يَزالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللهِ

Dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang lelaki berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam ini telah banyak bagiku, maka beritahulah kepadaku sesuatu yang bisa aku pegang selalu. Beliau menjawab : “Hendaklah lisanmu selalu basah karena berdzikir kepada Allah. (H.R at Tirmidzi, dia mengatakan bahwa hadits ini Hasan).

Al Imam Ibnu Rajab mengutip perkataan ulama terdahulu tentang keutamaan berdzikir, diantaranya :

(1) Malik bin Dinar berkata : Orang orang yang menikmati kelezatan tidak akan pernah mendapat kelezatan sebagaimana lezatnya berdzikir mengingat Allah Ta’ala.

2) Al Hasan berkata : Hamba hamba Allah yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah yang paling banyak  berdzikir (mengingat dan menyebut-Nya) dan paling takwa hatinya diantara mereka. (Lihat Jami’ul Ulum Wal Hikam).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.816).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar