Kamis, 08 Desember 2016

UMAR PRIBADI YANG MENDAPAT ILHAM



UMAR BIN KHATHTHAB PRIBADI YANG MENDAPAT ILHAM

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sebelum wafat, Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq, menyerahkan jabatan Khalifah kepada Umar bin Khtathab, lalu orang orang membai’atnya. Masa kekhalifahan beliau adalah 10 tahun yaitu tahun 13-23 H.

Sungguh Umar bin Khaththab adalah salah satu sahabat yang memiliki  kelebihan tersendiri dimata Rasulullah sampai sampai beliau bersabda bahwa syaithan pun jika berpapasan dengan Umar maka syaithan akan mencari jalan lain karena takutnya kepada Umar. Rasulullah bersabda : “Yabnal khaththab !. Walladzii nafsii biyadihii maa laqiyakasy syaithaanu saalikan fajjanqaththu illaa salaka ghaira fajjika”. Wahai Ibnul Khaththab !. Demia Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tidaklah syaithan berjalan di suatu jalan kemudian bertemu denganmu, melainkan dia akan beralih ke jalan lain yang bukan jalanmu. (Mutafaqun ‘alaihi). 

Selain itu diantara kelebihan Umar bin Khaththab adalah sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam : “Pada umat umat terdahulu ada orang orang yang diberi ilham. Jika ada pada seseorang dari umatku (yang diberi ilham) maka dia adalah Umar”.  (H.R  Imam Bukhari dan Imam Muslim dengan redaksi yang senada).   
Dan memang ternyata Umar bin Khaththab pernah mendapat ilham dengan mengatakan sesuatu yang kemudian turun ayat sebagai pembenaran dari Allah Ta’ala. Umar bin Khaththab berkata :  Ada tiga sikapku yang bertepatan dengan ketetapan Rabb-ku. 

Pertama : Aku berkata : Wahai Rasulullah, bagaimana jika kita menjadikan Maqam Ibrahim (tempat Nabi Ibrahim berdiri ketika membangun Ka’bah) sebagai tempat shalat ?. Maka turunlah ayat : “… wattakhidzuu min maqaami ibraahiima mushallaa …”. …Dan jadikanlah Maqam Ibrahim itu tempat shalat … (Q.S al Baqarah 125).

Kedua : Ayat hijab. Aku berkata : Wahai Rasulullah, bagaimana jika engkau memerintahkan istri istri engkau untuk berhijab ?.  Karena (ada) orang yang baik dan yang jahat berbicara dengan mereka. Maka turunlah ayat hijab.

Ketiga : Ketika istri istri Nabi berkumpul karena cemburu terhadap beliau, aku berkata : Jika Nabi menceraikan kalian boleh jadi Rabb-nya akan memberi ganti dengan istri istri yang lebih baik daripada kalian. Maka turunlah ayat ini. (Mutafaqun ‘alaihi).  “’Asaa rabbuhuu in thallaqqakunna an yubdilahuu azwaajan khairan minkunna”. Jika dia (Nabi) menceraikan kamu boleh jadi Rabb akan memberi ganti kepadanya dengan istri istri yang lebih baik dari kamu…(Q.S at Tahriim 5). 

Maksudnya adalah apabila dia (Nabi) menceraikan salah seorang diantara kamu boleh jadi Rabb akan memberi ganti kepadanya  dengan istri istri yang lebih baik daripada kamu. Yakni perempuan perempuan yang patuh, yang beriman, yang selalu taat, yang bertaubat, yang beribadah, yang berpuasa, yang janda maupun perawan.  (Lihat Hiqbah Minat Taariikh, Dr. Utsman al Khamis) 

Demikianlah tiga sikap Umar bin Khaththab yang mendapat penetapan dari Allah Ta’ala dan itu termasuk  sebagian dari kelebihan yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepada beliau.  
Wallahu A’lam. (887)

2 komentar: