Rabu, 28 Desember 2016

HARUS WASPADA TERHADAP TOKOH PENYESAT UMAT



HARUS WASPADA TERHADAP TOKOH PENYESAT UMAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dizaman ini sungguh kita melihat banyak sekali bermunculan orang yang  disebut tokoh atau ditokohkan masyarakat tetapi kerjaannya adalah menyesatkan umat dari jalan yang benar. Dengan ketokohannya dia membodohi orang orang yang bisa dibodohi. Mereka senantiasa membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Bahkan mereka menyembunyikan kebenaran. Mereka mengaduk aduk syariat sehingga tercampurlah yang haq dengan yang bathil.

Allah Ta’ala melarang manusia untuk mencampur aduk yang benar dengan yang bathil. Allah berfirman : “Wa laa talbisul haqqa bil baathili wa takttumul haqqa wa antum ta’lamuun”. Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya. (Q.S al Baqarah 42).

Pada catatan kaki terjemahan al Qur an oleh Departemen Agama disebutkan  makna kebatilan adalah : Kesalahan, kejahatan, kemungkaran dan sebagainya.

Tentang ayat ini Syaikh as Sa’di berkata : Firman Allah, “Dan janganlah kamu campur adukkan” yaitu (menjadikan) tumpang tindih “yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu”. Allah melarang mereka dari dua hal (1) Mencampur antara yang hak dan yang bathil  dan (2) Menyembunyikan yang hak.

Sungguh tentang keberadaan atau munculnya tokoh penyesat umat ini  telah diingatkan Rasulullah lebih dari 14 abad yang lalu. Beliau bersabda : “Inna akhwafa maa akhaafu ‘alaikumul a-immatul mudhillun”. Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa umatku adalah para tokoh umat yang menyesatkan. (H.R Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Selain itu yang dikhawatirkan Rasulullah akan menimpa  umat ini adalah   orang orang munafik yang lihai bersilat lidah (tapi menyesatkan). Rasulullah bersabda : “Inna akhwafa maa akhaafu ‘ala ummatii kullu munaafiqiin ‘alimul lisaan”. Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa umatku, setiap orang munafik yang lihai bersilat lidah. (H.R Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Para penyesat umat ini akhirnya merusak agama. Imam Ibnu Mubarak berkata : Tidaklah yang merusak agama melainkan pemimpin yang menyesatkan, ulama penjilat dan pendeta (ahli agama yang) tersesat. (Syarah Aqidah ath Thahawiyah, Abdul Aziz ar Rajihi).

Sungguh para tokoh penyesat umat  akan menghadapi bahaya besar yakni laknat dan hukuman dua kali lipat di akhirat kelak tersebab kelakuan buruk mereka.

Allah berfirman : “Dan mereka berkata : Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka adzab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar”. (Q.S al Ahzaab 67-68). 
  
Syaikh as Sa’di berkata : Setelah mereka (orang orang disesatkan) mengetahui bahwa mereka dan para pemimpin (tokoh penyesat) mereka sudah pasti menerima adzab maka mereka ingin menghinakan orang orang yang telah menyesatkan mereka, maka mereka mengatakan : “Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka adzab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar”. Maka Allah Ta’ala berfirman : “Likullin dhi’fun”. Masing masing mendapat dua kali lipat. (Q.S al A’raf 7).

Karena masing masing dari kalian sama sama melakukan kekafiran dan kemaksiatan maka kalian sama sama menerima adzab. Dan sesungguhnya perbedaan adzab diantara kalian tergantung pada perbedaan dosa. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).  

Oleh karena itu mari kita waspadai tokoh tokoh yang pandai  berbicara seolah olah ingin menunjukkan kebaikan kepada umat  tetapi sebenarnya mereka menyesatkan yaitu dengan mencampur adukkan yang hak dengan yang bathil dan mereka  hakikatnya menyembunyikan kebenaran. Wallahu A’lam (907).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar