Minggu, 18 Desember 2016

RUGI JIKA IMPAS SAAT MENINGGALKAN DUNIA



RUGI JIKA IMPAS SAAT MENINGGALKAN DUNIA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sudah sejak lama kita mendapati satu ungkapan : Jika tidak bisa berbuat baik jangan berbuat buruk. Jika tidak bisa melakukan amal shalih jangan berbuat maksiat ataupun kalimat lain yang semisalnya.

Ada yang mengatakan ini adalah ungkapan bijak. Kita tidak mengetahui dari mana asal usul ungkapan ini. Dan kalau kita tilik secara sepintas mungkin ungkapan ini terasa mengandung makna yang baik. Benarkah ?.

 Ketahuilah saudaraku jika kita (bisa ?)  tidak berbuat baik tidak pula berbuat buruk dan juga  jika kita tidak melakukan amal shalih dan tidak berbuat maksiat maka jelas tidak akan mendapatkan nilai lebih apapun. Semua bernilai nihil. Impas. Sama dengan nol besar.
 
Lalu kalau semua bernilai nol atau nihil lalu bagaimana dengan peringatan Allah agar kita berbekal untuk menuju ke akhirat. Bukankah tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah, menyembah dan mengabdi kepada Allah Ta’ala.  Allah berfirman  : : Wa maa khalaqtul jinna wal insa illaa li ya’buduun” Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzaariat 56). 

Syaikh as Sa’di berkata : Inilah tujuan Allah Ta’ala menciptakan jin dan manusia. Allah Ta’ala mengutus semua rasul untuk menyeru kepada tujuan penciptaan tersebut. Tujuan tersebut adalah menyembah Allah Ta’ala, yang mencakup berilmu tentang Allah, mencintai-Nya, kembali kepada-Nya, menghadap kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan kita untuk berbekal di dunia agar mendapat kebaikan di negeri akhirat kelak  

Pertama : Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan kita tentang apa yang telah persiapkan untuk hari esok.  Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladzina aamaanuu Wahai orang orang yang beriman ! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).

Kedua : Jika berada pada titik impas lalu bekal apa yang akan kita bawa ke akhirat kelak. Bukankah kita disuruh berbekal yaitu dengan iman yang membuahkan amal shalih. Kedua bekal ini yang menjadi kebutuhan kita untuk mendapatkan surganya Allah Ta’ala. Allah berfirman :  : “ Wabasysyiril ladzina aamanuu wa ‘amilush shaalihaati anna lahum jannatin tajrii min tahtihal anhaar” Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang dibawahnya mengalir sungai sungai.  (Q.S al Baqarah 25).

Allah Ta’ala berfirman : Sungguh orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka itu adalah sebaik baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka adalah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai sungai. Mereka kekal didalammnya selama lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabb-nya.  (Q.S al Baiyinah 7-8).

Ketiga : Rasulullah bersabda : Manusia yang cerdas selalu mengingat mati dan mempersiapkan bekal menghadapi kematian.  Diriwayatkan dari Ibnu Umar : Aku sedang bersama Rasulullah kemudian datang seorang laki laki dari kalangan Anshar. Dia mengucapkan salam dan bertanya kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah !. Siapa orang mukmin yang paling utama ?. Rasulullah menjawab : Orang yang paling baik akhlaknya. Orang itu bertanya lagi : Lalu siapa orang mukmin yang paling cerdas ?. Beliau menjawab : Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya untuk menghadapi apa yang terjadi setelahnya. Mereka itulah orang yang paling cerdas. (H.R Ibnu Majah dan at Thabrani, dinilai hasan oleh Syaikh al Albani).

Ibnu Mas’ud berkata : Waktu yang aku sesali adalah jika pagi hingga matahari terbenam amalku tidak bertambah sedikitpun. Pada hal aku tahu saat ini umurku berkurang. 

Oleh karena itu maka sungguh sangatlah merugi orang orang yang hanya memiliki titik impas dalam amal baik dan buruknya di kehidupan dunia ini tanpa ada nilai lebih dalam kebaikan. Pada  hal Allah Ta’ala telah memerintahkan setiap  hamba  agar berusaha   melakukan segala sesuatu sebagai bekal yaitu dengan  menjaga iman yang membuahkan   amal shalih agar bisa  kembali dengan selamat ke negeri akhirat.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (896).








Tidak ada komentar:

Posting Komentar