Jumat, 23 Oktober 2020

TETAP MENYERUKAN KEBAIKAN MESKI BELUM MAMPU MELAKUKAN

 

TETAP MENYERUKAN KEBAIKAN MESKI BELUM MAMPU MELAKUKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala membenci orang orang yang mengatakan sesuatu yang mereka tidak mengerjakannya.  Allah Ta’ala  berfirman :

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ   يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ

Wahai orang orang yang beriman !. Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan. (Q.S ash Shaff 2-3).

Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata : “Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat”. Maksudnya : (1)  Mengapa kalian mengatakan kebaikan dan mendorong untuk melakukannya, dan boleh jadi kalian memuji muji kebaikan itu namun tidak kalian lakukan ?. (2) Mengapa kalian melarang keburukan, boleh jadi kalian sucikan diri kalian dari keburukan tersebut namun kalian lakukan bahkan menjadi sifat kalian ?.

Lantas apakah kondisi tercela seperti pantas bagi orang orang yang beriman ?. Bukankah amat besar murka Allah Ta’ala pada orang yang mengatakan sesuatu namun tidak dilakukan ?. Karena itu, orang yang memerintahkan berbuat baik seharusnya orang pertama yang melakukannya. Dan orang yang melarang keburukan seharusnya menjadi orang yang paling jauh darinya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Syaikh Utsaimin mengingatkan : Adapun orang yang menyerukan sesuatu (kebaikan)  dan ia (si penyeru ini) MAMPU UNTUK MELAKUKAN tapi tidak mau melakukannya, berarti itu KEBODOHAN AKALNYA dan kesesatannya dalam beragama. (Dari Kitabud Da’wah).

Dalam hal ini Syaikh Utsaimin memberikan ISYARAT YAITU :  JIKA YANG MENYERU KEPADA KEBAIKAN ITU MAMPU MELAKUKANNYA. Dengan demikian berarti bahwa seseorang yang TIDAK MAMPU MELAKUKAN SUATU KEBAIKAN  maka dia tetap dianjurkan untuk menyeru manusia kepada kebaikan. Diantaranya contohnya adalah :

Pertama : Jika seorang bapak tak mampu shalat ke masjid karena sakit atau ada udzur syar’i yang lainnya maka ia masih tetap boleh bahkan berkewajiban menyuruh anak laki lakinya untuk ke masjid. Meskipun dia sendiri shalat di rumah.

Kedua : Ketika seorang berilmu  bertemu teman teman atau saudara saudaranya yang memiliki harta dan diperkirakan punya uang cukup untuk berhaji maka orang yang berilmu ini hendaklah menyeru atau mendakwahi orang orang berharta itu untuk bersegera melaksanakan ibadah haji meskipun dia sendiri belum berhaji karena belum punya kemampuan keuangan.

Tak bisa dikatakan kepada penyeru ini  bahwa : Engkau menyuruh orang menunaikan ibadah haji sedang engkau sendiri tak melakukannya.

Ketiga : Ketika seseorang mengetahui ada temannya yang mampu  menulis lalu tulisannya difile sendiri maka dia sarankan agar teman ini mengirim tulisannya di medsos sehingga bisa dibaca orang banyak dan bermanfaat. Padahal yang menyarankan ini tak punya ilmu dan kemampuan untuk menulis tapi dia boleh memberi saran kepada orang yang mampu.

Ketahuilah bahwa ada banyak  keutamaan dan manfaat ketika seseorang menyeru atau memberi saran yang baik.  Diantaranya  adalah dia akan mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengikuti nasehatnya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

 مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِن الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

 

Barangsiapa mengajak kepada kebaikan  maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.  Dan barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.(H.R Imam Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :   مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

 

Barangsiapa menunjukkan (manusia) kepada kebaikan, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang melakukannya. (H.R Imam Muslim).

Oleh sebab itu tetaplah menyeru kepada berbagai macam kebaikan meski ada yang belum mampu dilakukan oleh si penyeru.  Sungguh, dalam hidup ini, setiap orang memiliki kemampuan dan kesempatan yang berbeda dalam melakukan kebaikan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.108) 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar