Minggu, 18 Oktober 2020

BERAT-RINGAN UJIAN SESUAI TINGKAT KEIMANAN SEORANG HAMBA

 

BERAT-RINGAN UJIAN SESUAI TINGKAT KEIMANAN HAMBA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Kehidupan di dunia, tak mungkin TANPA UJIAN DAN COBAAN. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa manusia akan diuji, yaitu sebagaimana firman-Nya :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ

Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan beriman, dan mereka tidak diuji ?. Dan sungguh, Kami telah menguji orang orang sebelum mereka maka Allah pasti mengetahui orang orang yang benar dan pasti mengetahui orang orang yang dusta. (Q.S al Ankabuut 2).

 

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala mengabarkan tentang kebijaksanaan atau hikmah-Nya  tidak memastikan bahwa dirinya adalah seorang beriman dan mengklaim iman bagi dirinya, UNTUK TETAP SELAMAT DARI COBAAN DAN UJIAN. Tidak menghadapi hal hal yang mengganggu iman mereka atau cabang cabangnya.

Sebab, kalau perkaranya seperti itu, tentu tidak dibedakan  orang  yang jujur, sejati imannya dari orang yang dusta imannya. Dan juga (tak bisa dibedakan) antara orang yang berpegang kepada kebenaran dan orang yang berpegang kepada kebathilan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).  

Sungguh Allah Ta’ala Mahabijaksana dalam memberi ujian kepada hamba hamba-Nya. Ada yang mendapat ujian berat dan ada yang ringan. Allah Ta’ala tidak membebani seseorang melebihi kemampuannya. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ

Dan Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. (Q.S al Mu’minun 62).

Ketika seseorang memiliki iman yang kuat maka ujian yang akan mendatanginya juga berat sesuai kemampuannya menerima ujian yang berat. Sementara hamba Allah yang belum  kuat imannya maka dia akan didatangi ujian yang lebih ringan.

Sungguh perkara ini telah dijelaskan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabda beliau. Seorang sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya ?. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :

الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa. (H.R at Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad Darimi dan Imam Ahmad)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang shalih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar. (Al Istiqamah).

 Imam Ibnu Katsir berkata : Seorang mukmin itu harus diuji harta dan jiwanya atau anak keturunan dan keluarganya. Seorang mukmin juga harus diuji tingkat keagamaannya. Jika agamanya kuat maka akan bertambah pula cobaan yang akan diterimanya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Al Munawi berkata :  Jika seorang mukmin diberi cobaan maka itu sesuai dengan ketaatan, keikhlasan, dan keimanan dalam hatinya. (Faidhul Qadir).

Oleh sebab itu maka hamba hamba Allah teruslah berusaha meningkatkan keimanan serta amal amal shalih. Ketika  datang ujian yang ringan ataupun berat  tetaplah bersabar karena semua itu adalah ketetapan dari Allah Ta’ala yang akan mendatangkan kebaikan yang banyak. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.103)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar