Rabu, 07 Oktober 2020

JANGAN MENGHALANGI DIRI SENDIRI MENGERJAKAN IBADAH SUNNAH

 

JANGAN MENGHALANGI DIRI SENDIRI MENGERJAKAN IBADAH SUNNAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Orang orang beriman tentu tidak akan pernah mau melalaikan ibadah fardhu yang disyariat Allah Ta’ala. Kemudian bagaimana dengan ibadah ibadah sunnah atau ibadah yang tidak wajib. Terkadang ada juga diantara saudara saudara kita yang kurang semangat melakukannya. Bahkan ada yang seolah olah menghalangi dirinya sendiri untuk melakukan ibadah yang tidak wajib atau ibadah sunnah itu.

Apa iya ?. Iya ada. Lihatlah, ada sebagian saudara kita yang berkata :

Pertama : Ibadah sunnah kalau tak dikerjakan tak berdosa, jadi gak mesti  dikerjakan setiap saat. Sesekali kalau sempat cukuplah.

Kedua : Sekarang ini saya mengerjakan ibadah yang wajib wajib saja dulu. Ntar kalau sudah tidak sibuk, proyek sudah selesai atau sudah pensiun baru mengerjakan amalan amalan sunnah.

Dua kalimat ini sepertinya mencari pembenaran bagi  dirinya untuk tidak melakukan ibadah sunnah atau dengan kata lain SESEORANG MENGHALANGI DIRINYA UNTUK MELAKUKAN IBADAH SUNNAH.

Ketahuilah bahwa ibadah sunnah memiliki keutamaan yang sangat banyak dan bermanfaat bagi orang orang beriman, diantaranya adalah :

Pertama : Allah Ta’ala pasti membalas semua amal termasuk ibadah sunnah

Sungguh amalan sunnah adalah perbuatan baik yang pasti akan mendapat balasan yang baik pula   dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula). Q.S ar Rahman 60.

Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan seorang hamba pasti diberi balasan sebagaimana firman-Nya :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ *

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya (Q.S al Zalzalah 7).

Bahkan Allah Ta’ala berjanji akan membalas dengan BALASAN YANG LEBIH BAIK. Allah Ta’ala berfirman :

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا ۖ

Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan dia akan mendapat (pahala, ganjaran) yang lebih baik daripada kebaikannya itu. (Q.S al Qashash 84).

Kedua : Ibadah sunnah mendatangkan kecintaan Allah Ta’ala.

Salah satu kewajiban kita sebagai hamba Allah adalah mencintai Allah Ta’ala. Sementara itu kita sangatlah berharap kecintaan Allah Ta’ala kepada kita sebagai hamba-Nya. Diantara cara untuk mendapatkan kecintaan Allah adalah dengan melakukan ibadah ibadah sunnah.

Imam Ibnul Qayyim menyebutkan sepuluh sebab yang mendatangkan kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba hamba-Nya. Salah satunya kata beliau …(Madarijus Saalikin).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  menjelaskan bahwa salah  satu cara untuk mendapatkan kecintaan Allah Ta’ala     adalah  DENGAN SENANTIASA MENGAMALKAN AMALAN AMALAN SUNNAH.  Beliau bersabda : “Allah Ta’ala berfirman : Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.

 Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku melindunginya.” (H.R Imam Bukhari)

Ketiga : Ibadah sunnah menutupi kekurangan ibadah wajib.

Selain itu, ketahuilah bahwa amalan sunnah bisa MENUTUPI KEKURANGAN AMALAN WAJIB. Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak ?. Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.

Namun JIKA DALAM SHALATNYA ADA SEDIKIT KEKURANGAN maka Allah berfirman  : Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman : Sempurnakanlah kekurangan yang  ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya. Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini. (H.R  Abu Daud dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsamin sangat menganjurkan untuk melaksanakan ibadah sunnah. Beliau rahimahullah berkata : Sepantasnya bagi orang yang berakal  memperbanyak amalan amalan sunnah ketika dalam keadaan sehat.

Dikarenakan semua amalan sunnah yang dikerjakan ketika sehat apabila dia sakit dan tidak mampu melakukan  amalan sunnah tersebut, maka akan ditulis pahalanya  sempurna seolah olah dia mengerjakannya. (asy Syarhul Mumti').

Oleh karena itu seorang hamba bersemangatlah mengamalkan ibadah sunnah. Jangan berbuat seolah olah menghalangi diri untuk melakukan ibadah sunnah karena ujung ujungnya adalah kerugian yang sangat besar.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.096)      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar