Senin, 19 Oktober 2020

PERINTAH JIHAD BUKAN UNTUK MEMBERATKAN HAMBA ALLAH

 

PERINTAH JIHAD BUKAN UNTUK MEMBERATKAN HAMBA ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh jihad memiliki kedudukan yang  tinggi di dalam Islam. Ketinggian JIHAD, ada disebutkan dalam potongan satu hadits yang panjang  dari Mu’adz  :

رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَ عَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ

Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan PUNCAKNYA ADALAH JIHAD. (H.R at Tirmidzi, Hasan-Shahih).

Lalu apa makna jihad. Jihad  memiliki makna yang sangat luas yaitu SEGALA BENTUK USAHA MAKSIMAL DAN SUNGGUH SUNGGUH untuk menerapkan ajaran Islam dan PEMBERANTASAN KEZHALIMAN. Baik terhadap diri pribadi maupun dalam masyarakat. Ulama fiqih membagi jihad menjadi tiga bentuk : (1) BERJIHAD MEMERANGI MUSUH SECARA NYATA. (2) Berjihad melawan syaithan. (3) Berjihad terhadap diri sendiri. (Kitab Enskplopedi Islam 2/315).

Sungguh Allah Ta’ala memerintahkan untuk berjihad secara penuh yaitu dengan HARTA DAN JIWA, sebagaimana firman-Nya :

وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ  ….     

….. Berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S at Taubah 41).

Sungguh berjihad adalah salah satu PERBUATAN YANG DICINTAI ALLAH TA’ALA. Dalam satu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ada disebutkan tiga diantara amalan yang mendatangkan KECINTAAN ALLAH TA’ALA. Dalam hal ini Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjawab pertanyaan Ibnu Mas’ud :

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ ﷺ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Dari Ibnu Mas’ud, aku bertanya kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam : Amalan apakah yang paling dicintai Allah ?. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam   menjawab : Mengerjakan shalat pada waktunya. Aku bertanya : Kemudian apa ?. Beliau menjawab : Kemudian berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya : Kemudian apa ?. Beliau menjawab, kemudian JIHAD DI JALAN ALLAH. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Barangkali ada yang beranggapan bahwa berjihad TERUTAMA JIHAD MEMERANGI MUSUH SECARA NYATA adalah salah satu perintah yang SANGAT BERAT DALAM AGAMA ISLAM. Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala tidaklah menjadikan kesukaran bagi hamba hamba-Nya dalam menjalankan syariat Islam termasuk berjihad.  Allah Ta’ala berfirman :

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ

Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad sebenar benarnya. Dia telah memilih kamu dan DIA TIDAK MENJADIKAN KESUKARAN UNTUKMU DALAM BERAGAMA. (Q.S al Hajj 78).

Syaikh as Sa’di berkata : Manakala firman Allah yang menyebutkan : “Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad sebenar benarnya”. MUNGKIN ada orang yang menyangka bahwa ini merupakan bentuk taklif atau pembebanan tanggung jawab yang diluar kemampuan atau taklif yang mmberatkan. Maka Allah Ta’ala menyisihkannya dari anggapan itu dengan firman-Nya : “Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam beragama”. Maksudnya suatu kepelikan dan kesulitan.

Justru benar benar meringankannya dan memudahkan dengan kemudahan paling puncak. (1) Tidaklah Allah Ta’ala memerintahkan dan mengharuskan melainkan (pasti) sesuatu yang mudah dirasakan oleh manusia. Tidak memberatkan dan tidak menyusahkannya. (2) Bila muncul beberapa faktor yang mengharuskan adanya dispensasi atau keringanan maka Allah Ta’ala meringankan kewajiban yang Allah perintahkan, baik dengan menggugurkannya ataupun dengan menggugurkan sebagiannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu, orang orang beriman  hendaklah selalu bersiap diri jika datang waktu untuk berjihad. Berjihadlah sungguh sungguh dengan harta dan jiwa raga. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.104)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar