Senin, 22 Maret 2021

MENTAATI PERINTAH WAJIB DAN GIAT PULA DENGAN YANG SUNNAH

MENTAATI PERINTAH WAJIB DAN GIAT PULA DENGAN YANG SUNNAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh hamba hamba Allah  SANGAT mengharapkan keselamatan dirinya terutama sekali di akhirat kelak. Kunci paling pokok dalam hal ini adalah mentaati Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya dan itulah kemenangan yang besar. (Q.S an Nisa’13).

Mentaati Allah Ta’ala dan Rasul-Nya paling utama adalah dengan :

Pertama : Dengan sungguh sungguh melaksanakan perintah yang  wajib dan giat pula dengan amalan yang sunnah. Sungguh, semua ini akan mendatangkan kecintaan Allah Ta’ala.

Dalam satu hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman  :

 وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ ، وَمَا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أحْبَبْتُهُ ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإنْ سَألَنِي أعْطَيْتُهُ ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ

 

Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya.

Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya.  (H.R Imam Bukhari).


Kedua : Dengan sungguh menjauhi dosa-dosa besar. Dosa-dosa besar yang dibawa mati oleh seorang hamba tanpa sempat bertaubat menyebabkan kerugian dan penyesalan yang amat besar baginya di akhirat kelak. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa dosa dosa besar adalah  membinasakan.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ ؟ قَالَ :« الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda : Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan !. Para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, apa saja itu ?. Beliau menjawab : Syirik kepada Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari peperangan, dan menuduh berzina wanita yang suci mukminah yang tidak tahu-menahu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Sungguh Allah akan menghapus kesalahan kesalahan berupa dosa dosa kecil jika dosa besar dijauhi. Allah Ta’ala berfirman :

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا

Jika kamu menjauhi dosa dosa besar diantara dosa dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan kesalahanmu dan akan Kami masukkan   kamu ketempat yang mulia (surga) Q.S an Nisaa’ 31).  

Imam adz Dzahabi berkata : Dengan ayat ini Allah menjamin surga kepada siapa saja yang menjauhi dosa dosa besar. (Lihat Muqaddimah Kitab al Kaba-ir) 

Namun demikian seorang hamba seharusnya juga berhati hati dan terus berusaha untuk tidak melakukan dosa sekecil apapun. Dosa dosa kecil kalau diremehkan atau ditumpuk   juga akan menjadi dosa besar. Apalagi jika dilakukan terus menerus. Bukankah gunung yang besar terdiri dari butiran tanah yang halus dan padang pasir yang luas terdiri dari kumpulan butiran pasir.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.265)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar